Salin Artikel

Fakta Mardian Diserang Harimau di Riau, Saat Cari Kayu di Hutan hingga Terluka di Kepala dan Punggung

KOMPAS.com - Petugas imbau warga di sekitar Desa Simpang Gaung, Kecamatan Gaung, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau, untuk tidak masuk ke hutan Sungai Rawa di kawasan suaka margasatwa (SM) Karumutan. Alasannya, kawasan tersebut merupakan habitat si raja hutan.

Seperti diketahui, seorang warga Desa Pungkat, Mardian, diserang seekor harimau pada hari Sabtu (2/3/2019).

Saat itu korban sedang mencari kayu di hutan dan tiba-tiba seekor harimau menyerang dirinya. Meskipun berhasil selamat, Mardian terpaksa mendapat perawatan intensif setelah mengalami luka-luka di tubuhnya.

Berikut ini fakta lengkapnya:

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Suharyono menegaskan, jika lokasi kejadian berada di dalam kawasan SM Karumutan.

Di lokasi tersebut, aktivitas pemotongan atau pengambilan kayu merupakan tindakan ilegal. Apalagi lokasi tersebut merupakan habitat harimau.

"Kawasan Karumutan merupakan habitat harimau sumatera," terang Suharyono.

Terkait adanya warga yang diterkam harimau sumatera, dia mengimbau masyarakat agar tetap tenang.

"Kami harapkan masyarakat tetap tenang. Serahkan permasalahan ini kepada kami, BBKSDA Riau, untuk melakukan penelitian lebih lanjut," harapnya.

Pria yang diterkam harimau sumatera diketahui bernama Mardian. Korban diterkam saat mencari kayu di hutan Sungai Rawa, Desa Simpang Gaung, Kecamatan Gaung, Inhil, Riau, Sabtu (2/3/2019).

Kapolres Inhil AKP Christian Rony Putra dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (3/3/2019), menjelaskan kronologi kejadian Mardian diterkam harimau.

Awalnya, korban sedang mengolah kayu di hutan Sungai Rawa bersama dua orang temannya bernama Bujang dan Nahar.

Sekitar pukul 13.00 WIB, tiba-tiba terdengar suara Mardian terpekik meminta tolong.

Bujang dan Nahar yang berjalan lebih dulu langsung menoleh ke belakang. Keduanya menyaksikan harimau sumatera sedang menerkam korban.

"Saksi Bujang berusaha menyelamatkan korban dengan tangan kosong, sedangkan saksi Nahar mencari bantuan ke luar hutan. Tak lama setelah itu Nahar bertemu dengan saksi Edi dan kembali ke lokasi kejadian," kata Christian.

Saat itu, korban masih bergulat dengan harimau. Namun korban masih kuat untuk melawan.

"Berdasarkan keterangan saksi, korban berusaha melawan dengan cara menendang harimau. Tak lama setelah itu harimau langsung melepaskan cengkeramannya dari tubuh korban," kata Kapoldes Inhil AKP Christian.

Setelah berhasil lolos, Mardian langsung dibawa rekannya menyelamatkan diri dengan menggunakan pompong atau perahu mesin menuju perkampungan warga terdekat yakni Desa Pungkat. Jaraknya sekitar lima jam dari lokasi kejadian.

"Saksi yang membawa korban meminta bantuan ke warga untuk membantu mengevakuasi korban ke rumah sakit," jelas Christian.

Saat itu Mardian mengalami luka gigitan punggung dan kepala segera mendapat perawatan medis.

Sejak kejadian itu, masyarakat saat ini ketakutan masuk ke hutan. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Desa Pungkat, Zacki hasal Al Indragiri.

"Sementara ini masyarakat tidak berani ke hutan," katanya, kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (4/3/2019).

Dia menjelaskan, lokasi kejadian harimau sumatera menerkam Mardian sebetulnya jauh dari permukiman warga.

Namun, Zacki mengaku belum mengetahui persis lokasi kejadian tersebut.

"Kami kurang tau," ungkapnya.

Namun demikian, lahan perkebunan masyarakat memang berbatasan langsung dengan hutan.

Untuk itu, dia mengimbau masyarakat untuk berhati-hati saat beraktivitas di kebun maupun di dekat hutan.

"Kita mengimbau masyarakat berhati-hati di kebun dan jangan masuk ke hutan dan menunggu penanganan dari lembaga berwenang terkait konflik harimau dengan manusia," tutup Zacki.

Sumber: KOMPAS.com (Citra Indriani)

https://regional.kompas.com/read/2019/03/04/15502661/fakta-mardian-diserang-harimau-di-riau-saat-cari-kayu-di-hutan-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke