Salin Artikel

Sumber Air untuk Pemadaman Karhutla di Rupat Bengkalis Mulai Berkurang

Komandan Sub Satgas Karhutla Kabupaten Bengkalis Letkol Inf Timmy Prasetya Hermianto mengungkapkan, sumber air yang ada saat ini sangat jauh dari lokasi titik api. Sebagian titik api jaraknya ada sekitar satu kilometer.

"Titik-titik air saat ini sudah mulai berkurang, sehingga kami berinisiatif membuat sekat bakar sekaligus membuat titik air yang baru. Kemarin kami juga sudah mendapatkan bantuan fleksibel water tank, yang fungsinya untuk menampung air. Kemudian air yang ditampung itu dijadikan untuk pemadaman api menggunakan mesin pompa air," ungkap Timmy, saat berbincang dengan Kompas.com, di posko penanggulangan karhutla, di Koramil Rupat, Selasa (26/2/2019).

Fleksibel water tank itu, ditambahkan dia, mampu menampung air 2.000 hingga 5.000 liter air. Sehingga, ditempatkan di beberapa titik untuk menyiram api.

Komandan Kodim 0303/Bengkalis ini mengatakan, untuk jumlah personel di lokasi sudah mencukupi, baik dari TNI, Polri, Manggala Agni, BPBD dan dibantu masyarakat.

Begitu juga dengan peralatan pemadam saat ini terus bertambah, sehingga pemadaman lebih efektif.

"Untuk personel sudah cukup. Kemudian peralatan juga sudah. Hari ini kami juga sudah menerima 15 mesin pompa air, dan itu akan memperkuat lagi kegiatan di lapangan," sebut Timmy.

Menurut dia, sejauh ini, kondisi titik api dan kabut asap sudah mulai berkurang, berkat kerja sama tim Satgas Karhutla di lapangan.

"Saat ini upaya yang kami lakukan, alhamdulillah kami sudah mendapatkan hasil yang cukup signifikan, ditambah lagi dengan hujan lebat tadi malam. Walaupun tidak lama, sekitar satu jam, itu cukup membuat tanah basah. Sehingga, titik api saat ini tidak ada, hanya saja titik asap yang sedang kami lakukan pendinginan," terang Timmy.

Pihaknya mengantisipasi akan munculnya lagi titik api ke permukaan gambut, karena cuaca hari ini sangat panas dan angin kencang.

"Apalagi, sekarang masih ada titik asap, apabila mengering, angin berhembus kencang, bisa menimbulkan titik api yang baru," tutup Timmy.

Sebagaimana diketahui, kebakaran lahan gambut di Riau sudah berlangsung lebih kurang satu bulan. Luas lahan yang terbakar mencapai ribuan hektar.

Dampak dari kabut asap tersebut, warga diserang berbagai penyakit, seperti ISPA, iritasi mata, kulit, pneumonia dan juga asma.

https://regional.kompas.com/read/2019/02/26/15213131/sumber-air-untuk-pemadaman-karhutla-di-rupat-bengkalis-mulai-berkurang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke