Salin Artikel

Selama Januari 2019, 8 Orang Penderita DBD Meninggal di Sulsel

“Penderita DBD meninggal di Januari 2019 yakni 1 warga di Kabupaten Maros, 2 warga di Kabupaten Soppeng, 1 warga di Kabupaten Wajo, 3 warga di Kabupaten Pangkep, 1 warga di Kota Makassar,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Bachtiar Baso saat dikonfirmasi, Jumat (1/2/2019).

Bachtiar mengatakan, tertinggi penderita DBD di Sulsel yakni di Kabupaten Pangkep dengan jumlah penderita sebanyak 150 orang, disusul Kabupaten Bulukumba 75 penderita, Kabupaten Takalar sebanyak 68 penderita, Kabupaten Wajo sebanyak 66 penderita, Kabupaten Gowa sebanyak 62 penderita.

“5 kabupaten itu tertinggi penderita DBD, sedangkan 19 kabupaten/kota lainnya di Sulsel jumlah penderitanya di bawah 50 orang. Selain menangani kasus DBD yang diderita warga Sulsel, terdapat 9 orang penderita DBD yang ditangani dari luar daerah,” kata dia. 

Bachtiar menuturkan, kasus DBD di Sulsel setiap tahunnya mengalami peningkatan. Tahun 2018, terdapat 2.141 orang penderita dan 19 orang di antaranya meninggal dunia.

Sedangkan, pada tahun 2017, sebanyak 1.737 orang penderita DBD dan 13 orang di antaranya meninggal dunia. 

“Penderita DBD di Sulsel sebanyak 19 orang meninggal pada tahun 2018 yakni terdapat dari Kabupaten Maros sebanyak 6 orang, Kabupaten Pangkep sebanyak 5 orang, Kabupaten Bone sebanyak 2 orang, Kabupaten Takalar sebanyak 2 orang, dan masing-masing 1 orang penderita meninggal dunia di Kabupaten Bulukumba, Bantaeng, Luwu Utara, dan Kota Makassar,” ujar dia.

Untuk menanggulangi DBD di Sulsel, lanjut Bachtiar, pihak Dinas Kesehatan telah mengambil langkah-langkah seperti membuat surat edaran ke kabupaten/kota yang kemudian ditindaklanjuti hingga ke puskesmas.

 Dinas kabupaten/kota juga fokus melakukan fogging untuk mengantisipasi penyebaran kasus semakin meluas dan pembagian bubuk abate pembunuh jentik kepada masyarakat.

“Kami juga mendorong gerakan 1 rumah 1 jumantik, dengan pendekatan keluarga dan memantau keberadaan jentik di setiap rumah tangga. Kewaspadaan dini dan siap melakukan respons yang dilakukan secara rutin oleh seluruh puskesmas melalui pengiriman SMS setiap minggu, dan memantau adanya alert yang muncul," ujar dia.

"Pembentukan posko siaga DBD dan memantau kasus DBD di bulan Januari perhari dengan menerima laporan dari kabupaten/kota, dan melakukan umpan balik untuk ketepatan dan kevalidan laporannya, mempersiapkan tim gerak cepat untuk me-monitoring kasus-kasus berpotensi KLB (kejadian luar biasa) dan merespons adanya peningkatan kasus,” terang dia. 

https://regional.kompas.com/read/2019/02/01/16555491/selama-januari-2019-8-orang-penderita-dbd-meninggal-di-sulsel

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke