Salin Artikel

Manado Masuk 10 Kota Terkotor Menurut KLHK, Ini Penjelasan Wakil Wali Kota

Menurut Mor, sebenarnya Kota Manado tidak layak disebut sebagai kota terkotor. Sebab, yang dipermasalahkan pada penilaian Adipura untuk kota besar adalah pengelolaan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah yang harus sanitary landfill.

“Sejak banjir bandang 2014, TPA di Sumompo sudah tidak mampu menampung sampah yang ada. Sedangkan sistem sanitary landfill adalah setiap ditaruh sampahnya harus ditutup dengan tanah. Dan lokasi di TPA kita sudah pasti tidak memungkinkan untuk hal tersebut,” ungkapnya, Senin (14/01/2019).

Ia menambahkan, sejak beberapa tahun terakhir Manado tidak mendapatkan Adipura.

“Solusi ke depan Pemkot Manado sudah tanda tangan MoU dengan Pemerintah Provinsi untuk membuat TPA regional,” tambah dia.

Ia menjelaskan, saat ini pihaknya sedang menunggu lokasi yang disiapkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) baru bisa sistem yang dimaksud berjalan dengan baik.

"Saat ini kita hanya berusaha untuk mengurangi jumlah sampah yang ada dan menaruhnya di TPA Sumompo. Jadi bukan kotanya yang kotor,” tegas Mor.

Selain itu, kata dia, Manado sendiri sebenarnya sudah jauh lebih bersih jika dibandingkan dengan saat mendapatkan Adipura dulu.

“Tapi biarlah, ini jadi motivasi bagi kita untuk bekerja lebih giat lagi demi kebersihan kota,” katanya.

Kota-kota terkotor

Seperti diketahui, dalam pengumuman KLHK itu, Kota Manado masuk kota besar terkotor bersama Bandar Lampung.

Sementara, kota terkotor metropolitan yaitu Kota Medan. Sedangkan kota sedang Sorong, Kupang, dan Palu.

Selanjutnya, kota kecil berada di wilayah timur semua, yaitu Waykabubak (Sumba Barat), Waisai (Raja Ampat, Papua Barat), Ruteng (Manggarai, NTT), Buol (Sulawesi Tengah), dan Bajawa (Ngada, NTT).

https://regional.kompas.com/read/2019/01/14/17583011/manado-masuk-10-kota-terkotor-menurut-klhk-ini-penjelasan-wakil-wali-kota

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke