Salin Artikel

Fakta Terbaru Gempa dan Tsunami Sulteng, Anjing K9 Temukan Jasad di Reruntuhan Hotel Roa Roa

KOMPAS.com - Fakta baru bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah diwarnai tertangkapnya 5 orang yang mencuri kabel listrik milik PLN.

Kelima pelaku tersebut kepergok anggota TNI yang sedang berpatroli di Balaroa. Para pelaku diamankan polisi dengan barang bukti kabel listrik. Selain itu, pembangunan hunian sementara bagi para korban ditargetkan selesai dalam dua bulan.

Inilah fakta baru terkait bencana di Sulawesi Tengah:

Lima pencuri kabel listrik milik PLN kepergok anggota TNI Batalyon Infanteri Para Raider 432/Waspada Setia Jaya (Yonif Para Raider 432/WSJ) Divisi 3/Kostrad yang sedang bertugas, Minggu (14/10/2018).

Dalam keterangan resminya, pihak TNI menjelaskan kronologis penangkapan para pencuri tersebut.

"Terlihat lima orang yang sedang mengendarai sebuah kendaraan roda empat dengan memuat kabel listrik," dikutip dari rilis resmi TNI.

Tim patroli TNI segera menghentikan kendaraan tersebut dan meminta keterangan lima orang didalamnya. Namun, kelimanya memberikan jawaban yang berbelit-belit.
Salah satu anggota TNI lantas memanggil warga yang tinggal di sekitar Perumahan Balaroa.

Namun, warga tersebut mengatakan, kelima orang tersebut bukan warga Perumahan Balaroa.

Akhirnya, kelima orang itu mengakui mencuri kabel listrik milik PLN yang tergeletak di sekitar Perumahan Balaroa.

 

Dalam masa pemulihan pasca-bencana yang melanda Sulawesi Tengah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dalam tahap pertama akan membangun sebanyak 1.200 Hunian Sementara (Huntara).

Huntara tersebut akan digunakan sebagai transit sampai dengan hunian tetap dan relokasi permukiman selesai. Daya tampung huntara tersebut sekitar 14.400 keluarga.

Huntara tahap pertama tersebut dibangun sembari menunggu perkembangan data pengungsi yang membutuhkan. Basuki menargetkan pembangunan huntara akan selesai dalam dua bulan.

"Makin cepat Huntara selesai, makin cepat penduduk bisa pindah dari tenda,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono keterangan tertulis kepada Kompas.com, Senin (15/10/2018).

 

Anjing pelacak K9 milik Direktorat Sabhara Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) yang dikirim ke Sulawesi Tengah (Sulteng) menemukan dua jasad korban gempa di reruntuhan Hotel Roa Roa di Kota Palu, Senin (15/10/2018).

Awalnya, anjing pelacak mencium bau bangkai di reruntuhan hotel hingga akhirnya menemukan dua jasad. Dua jenazah yang telah membusuk tersebut diketahui bernama Archy dan Boo, keduanya warga Belanda.

“Anjing pelacak milik Polda Sulsel itu mencium bau bangkai di dua titik lokasi di Hotel Roa-roa. Penerjunan anjing pelacak di Hotel Roa-roa setelah adanya informasi dari warga bahwa masih ada korban yang tertimbun reruntuhan bangunan,” Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Polisi Dicky Sondani.

 

Warga binaan yang meninggalkan lembaga permasyarakatan di daerah terdampak bencana di Sulawesi Tengah, diberi waktu untuk kembali paling lambat pada hari Senin (15/10/2018) kemarin.

Ultimatum itu berikan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan kepada 1.602 warga binaan yang belum kembali.

"Dari Ditjen PAS sudah berikan ultimatum bahwa hari Senin ini, merupakan deadline terakhir dari warga binaan untuk segera melaporkan kembali ke LP,"ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo, di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (15/10/2018).

Dedi mengatakan, Dirjen PAS akan membuat surat ke Polri untuk menerbitkan Daftar Pencarian Orang (DPO) bagi napi yang belum kembali.

 

Sumber: KOMPAS.com (Reza Jurnaliston, Hendra Cipto, Rosiana Haryanti)

https://regional.kompas.com/read/2018/10/16/13400831/fakta-terbaru-gempa-dan-tsunami-sulteng-anjing-k9-temukan-jasad-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke