Salin Artikel

5 Fakta Terbaru Gempa Lombok, Gempa Susulan Bikin Warga Panik hingga PLN Merugi Rp 70 Miliar

KOMPAS.com - Fakta-fakta terbaru gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat, diwarnai dengan terjadinya gempa berkekuatan 5,3 Skala Richter, Selasa (11/9/2018).

Selain itu, hasil survei tm Satgas ITB mengungkapkan, kondisi sumur-sumur di Lombok sebagian besar mengalami pemasiran.

Ini 5 fakta terbaru tentang bencana gempa di Lombok, NTB:

Gempa bumi magnitudo 5,3 mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (11/9/2018) pukul 03.22 WIB.

Gempa yang terjadi Selasa pagi mengagetkan warga. Warga yang sebagian masih tertidur, terbangun oleh guncangan gempa bumi dan lari berhamburan ke luar rumah.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, pusat gempa berada pada lokasi 8.41 LS,116.52 BT atau 12 km Barat Laut, Lombok Timur, NTB, dengan kedalaman 10 kilometer.

Getaran gempa bumi dirasakan di Lombok Utara, Lombok Timur, Mataram, Lombok Barat, dan Lombok Tengah.

Baca selengkapnya: Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Lombok, Warga Terbangun dan Lari Berhamburan

Satuan tugas Institut Teknologi Bandung (ITB) Peduli Lombok berencana membuat sumur bor baru untuk pasokan air masyarakat Lombok di Nusa Tenggara Barat ( NTB), khususnya bagi korban bencana gempa bumi yang mengalami krisis air bersih.

Hal tersebut dilakukan lantaran berdasarkan hasil survei tim satgas ITB, pasca gempa bumi yang menguncang Lombok beberapa waktu lalu menyebabkan sumur di Lombok Utara mengalami pemasiran yang kemungkinan besar diatas 95 persen.

Kondisi pasir yang naik ke permukaan tersebut menyebabkan submersible pump tersendat atau macet akibat abrasi pasir sehingga perlu pengeboran lagi untuk mendapatkan air.

PT PLN (Persero) menjelaskan, kerugian yang ditanggung pasca-gempa mencapai Rp 70 miliar. Kerugian tersebut mencakup kerusakan infrastruktur, terutama jaringan sambungan rumah tangga.

General Manager PLN Wilayah NTB Rudi Purnomoloka menjelaskan, dari total 60.000 total jumlah rumah pelanggan PLN di Lombok, hampir 90 persennya hancur atau tidak ditempati lantaran warga masih mengalami trauma dan memilih untuk tinggal di luar rumah.

Baca selengkapnya: Akibat Gempa Lombok, PLN Rugi Rp 70 Miliar

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, mengatakan, pembangunan rumah korban gempa dilakukan secara gotong royong dan tidak dilakukan oleh kontraktor.

"Masyarakat tidak menjadi penonton saja, tapi gotong royong sehingga bisa menyelesaikan lebih cepat daripada kontraktor," katanya, Senin (10/9/2018), dilansir dari Antara.

Basuki menambahkan, rehabilitasi dan rekkonstruksi rumah akan selesai dalam waktu enam bulan, sesuai dengan Inpres Nomor 5 Tahun 2018.

Pulau Lombok, NTB, merupakan wilayah rawan gempa. Untuk itu, idealnya rumah warga harus didesain tahan gempa dan tidak membahayakan warga.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyatakan, pembangunan rumah dengan teknologi risha atau rumah instan sederhana sehat yang tahan gempa.

"Penerapan teknologi risha di 19 lokasi sudah selesai," kata Basuki dilansir dari Antara.

Basuki menambahkan, untuk mempercepat proses pembangunan, 400 insinyur muda telah dikerahkan untuk mendampingi warga.

 

Sumber: KOMPAS.com (Agie Permadi/Karnia Septia/Mutia Fauzia), Antara

https://regional.kompas.com/read/2018/09/12/11052151/5-fakta-terbaru-gempa-lombok-gempa-susulan-bikin-warga-panik-hingga-pln

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke