Salin Artikel

Perlu 47 Tahun untuk Sumut Jadi Tuan Rumah MTQ Nasional

Seluruh elemen masyarakat dan stakeholder diharapkan terlibat dan melakukan sosialisasi tentang acara ini.

“Harus bisa lebih baik kita dari yang sebelum-sebelumnya. Semuanya, BUMN, BUMD, ormas, tokoh masyarakat, semuanya harus terlibat mensukseskan MTQ Nasional ini,” kata Kepala Diskominfo Provinsi Sumut M Fitriyus, Selasa (24/7/2018).

Ketua LPTQ Sumut Asren Nasution menambahkan, kunci suksesnya acara ini adalah publikasi ke masyarakat.

Sebab MTQN tidak hanya sekadar lomba yang diadakan di Sumut, tapi sejarah untuk generasi masa depan. Apalagi hanya Indonesia yang menyelenggarakan MTQ dari tingkat desa hingga nasional.

“Kalau publikasi berhasil, banyaklah pengunjung yang datang. Ini sejarah untuk kita masyarakat Sumatera Utara. Perlu 47 tahun untuk menjadi tuan rumah MTQ Nasional, bukan sebentar itu,” kata Asren.

Saat ini, lanjut dia, pengerjaan pembangunan Astaka MTQ Nasional di Jalan Pancing sudah mencapai 85 persen. Sebanyak 108 peserta MTQN dari Sumut telah didaftarkan dan lolos semua.

Sementara ada 122 peserta dari provinsi lain yang gugur lantaran masalah administrasi. Asren juga menginformasikan bahwa sekretariat MTQ Nasional saat ini berada di lantai delapan kantor gubernur.

"Sekretariat atau posko juga didirikan di masing-masing kantor bupati dan wali kota, juga Bandara Kualanamu," ucapnya.

Dihadiri Presiden Jokowi

Penjabat Gubernur Sumatera Utara Eko Subowo sebelumnya juga mengatakan, penunjukan Sumut sebagai tuan rumah merupakan penghargaan dan menjadi peluang emas provinsi ini dalam mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera.

Selain sebagai ajang syiar agama, juga berdampak kepada pembinaan kehidupan beragama, khususnya pengembangan tilawatil Quran.

"Saya minta dukungan seluruh masyarakat Sumut, dari berbagai latar belakang agama, suku, etnis maupun budaya, siap menerima dan menyambut para kafilah dari seluruh provinsi," kata Eko.

MTQ Nasional akan memperlombakan tujuh cabang dan 18 golongan yang akan diikuti utusan kafilah dari 34 provinsi se-Indonesia. Seluruh jajaran pemerintahan dan masyarakat khususnya Kota Medan dan Kabupaten Deliserdang menyatakan siap mensukseskan acara ini.

Sarana dan prasarana infrastruktur yang dibutuhkan sudah tahap finishing mulai dari arena utama (astaka) di kawasan gedung serbaguna Pemprov Sumut di Jalan Willem Iskandar/Pancing, Kabupaten Deliserdang, tempat acara permusabaqahan (perlombaan) yang tersebar di beberapa kampus seperti Unimed, UIN Sumut dan Akademi Pariwisata Medan. Juga di lapangan Merdeka Medan, Istana Maimun dan Asrama Haji Medan.

"Maskot MTQN kali ini adalah ayam jago. Semoga dengan semangatnya, kita semakin meningkatkan kerukunan, kedamaian dan keramahan dalam keberagamaan sebagai umat manusia,” tegas Eko.

Sementara perwakilan Menteri Agama RI, Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kemenag Muhammadiyah Amin menyampaikan, untuk pelaksanaan MTQN XXVII di Sumut pihaknya telah melakukan inovasi terhadap proses pendaftaran dengan aplikasi e-MTQ.

Untuk peserta, tercatat sudah 1.872 orang yang mendaftar dengan ketentuan persyaratan yang sudah diatur. Nama-nama tersebut diserahkan ke Dirjen Capil Kemendagri untuk diverifikasi seluruh e-KTP-nya.

MTQN kali ini mengambil tema “MTQ Wujudkan Revolusi Mental Menuju Insan Quran”. Amin pun menekankan kepada panitia, baik pusat maupun daerah untuk mengintensifkan koordinasi dan komunikasi, baik formal, informal dan personal. Kemudian kesiapan fisik dan non fisik, transparansi anggaran dan persiapan peserta oleh masing-masing daerah.

“Saya berharap pelaksanaan ini dapat mengangkat dan memajukan syiar Islam, menuju insan Quran. Kami ingin terlaksana dengan sebaik-baiknya karena rencananya akan dihadiri Bapak Presiden Jokowi. Saya yakin Sumut siap menyelenggarakannya, saya lihat pembangunannya sudah mencapai 60 persen, sebelum Oktober saya yakin akan selesai,” kata Amin.

https://regional.kompas.com/read/2018/07/24/19003491/perlu-47-tahun-untuk-sumut-jadi-tuan-rumah-mtq-nasional

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke