Salin Artikel

Kagum, Ganjar Borong Batik Tulis Karya Komunitas Disabilitas

"Ini luar biasa, mereka mampu menghasilkan batik tulis dengan sempurna," ujar Ganjar saat berkunjung ke sanggar komunitas Difabel Blora Mustika (DBM) di Desa Kamolan, Kecamatan Blora, Jateng, Rabu (27/12/2017).

Ganjar yang memborong kain batik tulis karya DBM meminta kepada pemerintah daerah untuk aktif memonitor perkembangan kaum disabilitas di wilayahnya. Pemerintah seoptimal mungkin harus mampu mendorong serta memfasilitasi mereka untuk mampu berkreativitas dengan mumpuni.

"Saya suka dengan batik-batik dari Blora. Baik disabilitas maupun pembatik lainnya perlu didorong dan difasilitasi agar mampu menghasilkan batik dalam jumlah banyak," tuturnya.

"Promosi medsos gencarkan. Mau minta pelatihan, permodalan atau peralatan jahit, minta saja, nanti kita kasih. Mau 10 atau 8 unit mesin jahit," tambahnya.

Menurut Ganjar, banyak orang yang tertarik batik tulis Kabupaten Blora. Ia menceritakan, beberapa waktu lalu saat ia mengikuti rapat internal partai ke Jakarta, tak sedikit politisi maupun pejabat yang penasaran dengan baju batik yang dikenakannya.

"Waktu itu rapat di Jakarta, banyak yang tanya batik dari mana itu mas? Saya jawab dari Blora. Lalu banyak yang ingin memesan. Namun rata–rata kendala dari pebatik Blora ini belum bisa memproduksi batik secara massal dengan waktu yang singkat," jelasnya.

Ganjar menjelaskan, Pemerintah Provinsi Jateng selama ini sudah berupaya memberi perhatian khusus kepada kaum disabilitas. Telah ada perda khusus penyandang disabilitas yang diatur dalam Perda Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pemenuhan Hak-hak Penyandang Disabilitas.

"Kita perlu memberikan perhatian khusus kepada penyandang disabilitas. Angkanya banyak. Kita semangati dan bantu mereka," imbuh Ganjar.

Wakil Ketua komunitas DBM, Kandar menyampaikan, ada sekitar 35 penyandang disabilitas yang menekuni profesi sebagai pembatik tulis di sanggar komunitas DBM.

Mereka mempelajari motif batik khas Blora. Sebut saja motif alam seperti hutan jati, ulat jati, dan bambu. Ada juga kebudayaan asli Blora seperti samin, kendeng, dan barongan.

"Teman-teman semangatnya tinggi. Fasilitas saja yang minim," kata Kandar.

Di tempat yang sama, Bupati Blora, Djoko Nugroho, berjanji akan memberikan bantuan tempat usaha untuk DBM yakni dengan menyerahkan 2 unit ruko di pasar Gabus, Blora.

"Kami akan berikan tempat di pasar, dengan harapan perputaran dagangan batik ini cepat laku," pungkas Djoko Nugroho.

https://regional.kompas.com/read/2017/12/28/06425401/kagum-ganjar-borong-batik-tulis-karya-komunitas-disabilitas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke