Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komplek PLTU Paiton Sumbang Limbah Beracun Terbesar di Jatim

Kompas.com - 18/05/2017, 11:28 WIB
Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Komplek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, menyumbang limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) terbesar di Jawa Timur.

Dari 170 juta ton per tahun total limbah B3 yang dihasilkan di Jawa Timur, 153 juta ton di antaranya dihasilkan dari komplek PLTU Paiton, atau lebih dari 80 persen.

"Bentuknya fly ash dan button ash atau limbah sisa pembakaran," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur, Bambang Sadono, Kamis (18/5/2017).

Baca juga: "Serbuan" Ubur-ubur Bikin PLTU Paiton Rugi Puluhan Miliar Rupiah

Hampir sebagian besar limbah B3 dari PLTU Paiton dikirim ke Semen Indonesia sebagai bahan substitusi pembuatan semen, dan sisanya ditimbun di tempat penimbunan khusus yang telah berizin.

Berdasarkan identifikasi potensi limbah B3 dari Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Jawa Timur, selain dari aktivitas di komplek PLTU Paiton, limbah B3 per tahunnya juga dihasilkan dari Kota Surabaya sebesar 11 juta ton, dan Gresik sebesar 3,3 juta ton.

"Dari jumlah itu, sebagian kecil dikirim ke pusat pengelolaan limbah di Cileungsi, Jawa Barat," ujarnya.

Di komplek PLTU Paiton, ada sejumlah instalasi pembangkit listrik yang dioperasikan anak perusahaan PT PLN Persero dan perusahaan swasta, yakni PT Jawa Power, Paiton Energy Co, PT YTL, dan PT International Power Mitsui Operation & Maintenance Indonesia (IPMOMI). Masing-masing pembangkit diantaranya berkapasitas 660 megawatt (MW), 400 MW, 1.260 MW dan 1.200 MW. Instalasi pembangkit tersebut memproduksi listrik untuk dialirkan ke wilayah Jawa dan Bali.

Baca juga: Ribuan Ubur-ubur "Serbu" PLTU Paiton, Mesin Pembangkit Masih Terganggu

Kompas TV Bupati Mandailing Natal Ternyata Pengrajin Limbah Kayu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com