Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Ada Pilkada, Ada Perekrutan Guru...

Kompas.com - 30/03/2017, 18:40 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani menggunakan data Bank Dunia untuk mengukur kualitas pendidikan di negeri ini. Dari data itu, sejumlah temuan menarik terutama ketika perekrutan tenaga pendidik atau guru.

Berdasar studi bank dunia, saat  pemilihan kepala daerah terdapat penambahan penerimaan 800 guru baru per wilayah. Saat pilkada pula, probalitas guru mendapat sertifikasi meningkat sebesar 3 persen.

“Jadi, saya tidak tahu hal ini menimbulkan korelasi. Ada korelasi guru dan pilkada, ada perekrutan dan sertifikasi, tapi tidak ada korelasi dengan kualitas muridnya,” kata Sri Mulyani, di sela orasi ilmiah di Unnes Semarang, Kamis (30/3/2017).

Sri Mulyani menyebutkan, saat ini lebih dari 65 persen anggaran pendidikan disalurkan ke daerah. Oleh karena itu, kualitas pendidikan Indonesia sangat tergantung bagaimana pemerintah daerah mengelola anggaran pendidikan.

 

Baca juga: Sri Mulyani Terima Penghargaan Tertinggi dari Unnes

Selain itu, porsi terbesar untuk pendidikan juga masih diperuntukkan untuk belajar barang dan pegawai. Lebih 60 persen anggaran untuk itu.

“Banyak guru belum terlatih dan belum siap mengajar. Ini berkaitan gaji dan minat menjadi guru,” ujar perempuan yang akrab disapa Ani ini.

Menurut Ani, untuk mendapat kualitas guru yang baik, maka sistem penerimaan guru perlu dibenahi. Ia mengutip studi yang menunjukkan bahwa alokasi anggaran pendidikan selama 1 dekade hanya untuk mempekerjakan jumlah guru dan gaji guru.

Indonesia saat ini memiliki rasio memiliki satu guru mengajar 16 murid, dan itu masuk sebagai yang terkecil di dunia. Sementara di kalangan negara maju, rasio guru dan murid satu berbanding 14 murid.

“Hasil tes maupun human index belum meningkat. Ini hal paling pelik yang perlu diurai,” kata dia.

Sri Mulyani berharap persoalan pendidikan bisa dituntaskan agar generasi mendatang tidak menagih janji dari periode lama.

“Ketika generasi ke depan bertanya, negara membelanjakan 20 persen anggaran pendidikan, namun generasi menjadi lebih baik, cerdas dan komptetitif masih belum ada. Maka, peranan ini menjadi sangat nyata dan besar,” tambahnya. 

Baca juga: Sri Mulyani: Angka Buta Huruf di Bali, Papua, dan Maluku Masih 10 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com