Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demonstran Panjat Pagar Rumah Dinas Risma

Kompas.com - 13/01/2017, 18:08 WIB
Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Rumah dinas Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Jalan Sedap Malam didatangi kelompok warga, Jumat (12/1/2017).

Warga tersebut berunjuk rasa karena kecewa pada Pemkot Surabaya. Mereka menilai bahwa Pemkot Surabaya gagal mempertahankan rumah cagar budaya Bung Tomo. Rumah tersebut telah dibongkar.

(Baca juga Jejak Sejarah Radio Bung Tomo Itu Pun Hilang...)

Unjuk rasa sempat ricuh karena seorang demonstran memaksa masuk dengan memanjat pagar halaman rumah dinas Risma.

Aksi tersebut memancing reaksi polisi dan petugas satuan polisi pamong praja. Petugas keamanan meminta pengunjuk rasa itu segera turun.

Adu mulut terjadi antara pria pemanjat tersebut dan petugas keamanan. Pria tersebut ngotot tidak akan turun.

"Ini adalah rumah rakyat, kenapa kami tidak boleh masuk?" kata pria dari Komunitas Bambu Runcing Surabaya (KBRS) itu.

Demonstran kemudian bergeser ke halaman Balai Kota Surabaya. Petugas keamanan membuka pintu utama taman Balai Kota yang sempat ditutup karena aksi tersebut.

Koordinator aksi, Wawan Willy, mengatakan bahwa mereka menagih janji Risma terkait pelestarian kepada cagar budaya bersejarah di Surabaya.

"Rumah radio Bung Tomo sampai hilang sekarang karena Pemkot Surabaya teledor dan tidak pernah memperhatikan," katanya.

Bangunan tersebut ditetapkan melalui SK Wali Kota Suabaya No 188.45 tahun 1998. Pada Mei 2016, PT Jayanata merobohkan bangunan itu hingga rata dengan tanah.

Pada pertengahan Desember 2016, Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya mengabulkan permohonan PT Jayanata selaku pemilik lahan dan bangunan rumah di Jalan Mawar Surabaya Nomor 10-12, atas penghapusan surat keputusan (SK) cagar budaya bangunan bersejarah.

Salah satu kamar pada rumah tersebut pernah digunakan oleh pejuang asal Surabaya, Bung Tomo, sebagai studio Radio Pemberontakan Republik Indonesia dengan pemancar portabel.

Studio itu terpaksa diciptakan karena RRI saat itu masih ragu dengan sepak terjang Bung Tomo.

Dari ruang itulah, perang 10 November 1945 berkobar. Ratusan ribu pejuang Surabaya tersulut emosinya untuk mengangkat senjata berperang melawan penjajah hingga Surabaya dijuluki Kota Pahlawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com