Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Pengikut Dimas Kanjeng Tinggalkan Padepokan

Kompas.com - 03/10/2016, 20:31 WIB

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Ribuan pengikut Padepokan Dimas Kanjeng Probolinggo yang dipimpin oleh Taat Pribadi mulai meninggalkan tenda-tenda padepokan di Dusun Cangkelek, Desa Wangkal, Gading, Probolinggo, Jawa Timur.

Camat Gading Slamet Hariyanto mengatatakan, dari 3.119 orang pengikut sekarang tinggal 86 orang yang masih bertahan di tempat tersebut.

(Baca juga Tak Mempan Dibujuk, 86 Korban Dimas Kanjeng Masih Percaya Uangnya Digandakan)

Slamet mengimbau kepada pengikut Dimas Kanjeng untuk segera meninggalkan padepokan yang terletak 30 kilometer dari Kota Probolinggo tersebut.

"Kami mengatakan kepada mereka bahwa kalau mereka tidak pulang bisa jadi tumbal. Kami kan memikirkan mereka," kata Slamet seperti dikutip Antara, Senin (3/10/2016).

Menurut Slamet, banyak warga dari Pasuruan dan Situbondo serta luar Jawa yang menjadi pengikut Dimas Kanjeng.

Ia menyebutkan, kehadiran para pengikut itu sempat membuat warga sekitar merasa was-was karena para pengikut itu tidak memiliki pekerjaan sama sekali.

"Yang kami dan warga sempat resahkan itu karena pengikut padepokan tidak bekerja dan memang pengangguran, maka kami juga mengimbau untuk pengikut itu kembali dari padepokan ke daerah asal masing-masing, " ujarnya.

Slamet mengakui bahwa Taat Pribadi sering melakukan istighasah besar serta bakti sosial di sekitar desa setempat. Namun, ia tidak mengetahui dari mana mereka memperoleh dana untuk membiayai acara besar tersebut.

Aparat pemerinta setempat akan berkomunikasi dengan Polres Probolinggo untuk pemulangan para pengikut tersebut.

Taat Pribadi yang dikenal sebagai Dimas Kanjeng ditangkap oleh polisi karena diduga terlibat dalam pembunuhan anak buahnya. Selama ini Dimas Kanjeng dikenal sebagai tokoh yang bisa menggandakan uang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com