Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Pembakaran Hutan, Patroli Malam Digiatkan

Kompas.com - 02/09/2016, 18:42 WIB

PALEMBANG, KOMPAS — Pembakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan kini dilakukan pada malam hari. Aktivitas ini menyulitkan pengawasan aparat setempat, apalagi lokasi pembakaran sulit terjangkau. Untuk itu, petugas pengendalian kebakaran menggiatkan patroli pada malam hari.

Kasus terakhir terjadi pada Rabu (31/8/2016) malam di Desa Simpang Tiga, Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir. Lahan 4 hektar dibakar. Untuk mencapai ke titik api, petugas harus menggunakan kapal cepat, sementara tidak ada sarana angkutan yang memadai untuk sampai ke lokasi kebakaran.

Komandan Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan Sumsel Kolonel (Inf) Kunto Arief Wibowo, Kamis (1/9/2016), di Palembang, mengatakan, kejadian ini menandakan pembakar lahan tidak lagi mengenal waktu dalam membakar. Gencarnya patroli pada siang hari membuat pembakar lahan mengganti waktu pembakaran pada malam hari.

Untuk itu, penjagaan pun diperketat, termasuk menerapkan operasi malam hari. Namun, petugas terbentur kendala seperti sulitnya medan, terbatasnya jarak pandang, dan kurangnya sarana transportasi.

”Dengan kendala ini, risiko petugas lapangan pun akan makin besar,” ujarnya.

Karena itu, sonar yang biasanya digunakan untuk mengukur gelombang di bawah air direncanakan akan digunakan untuk penunjuk arah bagi petugas menuju lokasi kebakaran.

Di Kalimantan Tengah, satu dari dua helikopter jenis 214 Bell bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, dipindahkan ke Palangkaraya. Helikopter tersebut akan membantu pemadaman kebakaran dengan bom air.

”Helikopter di Palangkaraya akan memadamkan kebakaran di wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Katingan, Pulang Pisau, dan Kapuas,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalteng Syahril Tarigan, Kamis.

Menurut Syahril, eskalasi kebakaran lahan di wilayah Palangkaraya dan sekitarnya mulai meningkat. Kini, pihaknya juga masih menunggu kedatangan dua helikopter tambahan dari BNPB untuk menekan kebakaran, terutama di wilayah yang tidak terjangkau tim pemadaman darat.

”Diharapkan dalam minggu ini, dua helikopter tambahan datang ke Kalteng,” ujarnya.

Pertengahan Agustus lalu, dua helikopter jenis 214 Bell beroperasi di Pangkalan Bun dan memadamkan kebakaran di Kabupaten Kotawaringin Barat, Sukamara, Seruyan, dan Lamandau. Setiap helikopter itu mampu membawa 3.000 liter air.

Sementara itu, musim kemarau Riau 2016 bakal berakhir lebih cepat. Prediksi semula kemarau periode kedua 2016 berakhir pada minggu ke-4 September, tetapi dengan kondisi cuaca yang berubah diperkirakan pada pertengahan September musim hujan pun tiba.

”Kalau kondisi tak berubah selama 10 hari ke depan, Riau sudah masuk musim hujan. Tinggal mempertahankan kondisi seperti sekarang yang bebas asap. Yang penting, tidak ada yang membakar,” kata Sugarin, Kepala Stasiun Meteorologi Pekanbaru.

Pada tiga hari terakhir, kelembaban udara di Riau cukup tinggi. Pembentukan awan lebih besar sehingga potensi hujan semakin besar. Wilayah utara Riau turun hujan yang mampu memadamkan api di kawasan pantai timur Sumatera. Tidak mengherankan apabila dalam dua hari terakhir, satelit tidak menampakkan titik panas di daerah Riau.

Riau memiliki karakteristik cuaca yang berbeda dibandingkan wilayah lain di Sumatera. Letak geografis Riau di garis khatulistiwa menyebabkan daerah itu memiliki dua musim kemarau (Maret April dan Juli-September) dan dua musim hujan.

Meski demikian, Rabu lalu, pesawat helikopter Sikorsky BNPB yang mampu membawa 4.500 liter air dalam sekali terbang sudah tiba di Pekanbaru.

”Kami tidak mau kecolongan lagi seperti kemarin. Seluruh armada udara kami siagakan. Sekarang ini ada empat helikopter Mi 8, M1 171, Mi 172, dan Sikorsky, ditambah dua pesawat Air Tractor. Mudah-mudahan, kami dapat melewati hari-hari terakhir kemarau tahun ini dengan baik,” kata Edwar Sanger, Kepala BPBD Riau. (RAM/FRN/DKA/SAH)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 September 2016, di halaman 15 dengan judul "Giatkan Patroli Malam".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com