Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar: Program Kokurikuler Hanya Efektif di Perkotaan

Kompas.com - 11/08/2016, 14:08 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berpendapat bahwa penerapan kokurikuler untuk para siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama tidak cocok diterapkan di wilayah pedesaan.

Penerapan kokurikuler dinilai hanya berhasil di wilayah perkotaan.

“Jateng punya program lima hari sekolah, dan sudah ada evaluasinya. Tidak apa-apa (kokurikuler) diuji coba, karakternya cocok di kota, kalau di desa-desa belum,” kata Ganjar saat dikonfirmasi, Kamis (11/8/2016).

Di wilayah desa, penerapan kokurikuler akan mendapat banyak problem. Hal itu berdasarkan pada evaluasi program lima hari sekolah. Sektor transportasi menjadi kendala.

Selain itu, kendala lain adalah dari orangtua yang meminta bantuan anak untuk membantu pekerjaan. Di desa, hal itu masih sangat lumrah terjadi sehingga akan sulit menerapkan program tambahan tersebut.

Ganjar menilai, program kokurikuler dibangun dengan asumsi bahwa orangtua yang setiap hari bekerja tidak ada waktu menemani sang anak, kecuali sore hari. Karakter itu berada di wilayah perkotaan.

“Kalau full day (kokurikuler) boleh diuji coba di kota-kota. Saya dulu merespon ketika Pak Anies minta mengantar anak di sekolah. Saya bilang sekolahnya lima hari saja biar Sabtu-Minggu libur biar lebih sama keluarga, tapi dulu banyak protes karena anak tidak bisa mengaji,” tambahnya.

Oleh karena itulah, pihak sekolah tidak boleh dipaksakan untuk melakukan kokurikuler. Sekolah yang sudah siap boleh diujicoba, sementara yang belum siap tidak perlu melakukan kokurikuler.

Jika kokurikuler dipakai, pihak sekolah harus bisa memastikan suasana belajar mengajar semenarik mungkin. Hal demikian agar sang anak didik tidak bosan dalam belajar.

“Saya pernah usul sekolah tidak di kelas terus, tapi di luar kelas. Makanya diuji coba dulu, karakternya (cocok) di kota dulu,” tambahnya.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan Muhadjir mengatakan, program kokurikuler tidak dimaksudkan membuat siswa belajar di sekolah hingga sore hari. Program ini memberikan waktu bagi siswa untuk belajar banyak hal melalui kegiatan di lingkungan sekolah.

Program kokurikuler dirancang berdasarkan program Nawacita yang diusung Presiden Joko Widodo. Tujuannya, pengembangan karakter dan pengetahuan siswa. Melalui program ini, siswa akan didorong untuk memilki kepribadian yang matang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com