Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Dedi: Saya Bingung, Perginya Tak Tahu, Ujug-ujug Ada TKI Bermasalah

Kompas.com - 06/08/2016, 16:03 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com – Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, beberapa kali mendapat pengaduan dari para TKI yang ada di luar negeri. Walaupun mereka pergi tidak dari Purwakarta, Dedi berjanji akan membantunya.

“Biasanya kalau mereka (TKI) sudah kena masalah baru menghubungi saya. Saya bingung, perginya tidak tahu, ujug-ujug ada laporan sedang ada masalah. Pas dicek, perginya ilegal. Tapi saya akan tetap bantu,” ucapnya.

Namun bagaimana pun mereka tetap warganya sehingga harus dibantu oleh pemerintah.

“Saya beberapa kali membantu memulangkan mereka. Baik yang sudah menjadi jenazah, sakit, ataupun yang berurusan dengan hukum,” ungkapnya.

Sebenarnya, berbagai program yang dicanangkan Pemkab Purwakarta bisa menghidupi masyarakat Purwakarta sehingga warga tidak perlu menjadi TKI.

Hingga pertengahan 2016, tercatat sudah lima orang TKI asal Purwakarta yang bekerja di Malaysia dan Timur Tengah meninggal dunia. Jumlah ini meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding 2015.

“Selama 2016 ada 11 kasus TKI. Lima di antaranya meninggal. Dua TKI dikubur di Purwakarta, tiga orang lainnya dikubur di negara tempat TKI bekerja,” ujar Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Purwakarta, Titov Firman, saat dihubungi, Sabtu (6/8/2016).

Titov menjelaskan, jumlah tersebut meningkat dibanding tahun sebelumnya. Pada 2015, sepanjang Januari-Desember kasus TKI asal Purwakarta mencapai 11. Dua di antaranya meninggal dunia.

“Kalau 2015, 11 kasus itu untuk setahun. Tapi di 2016, 11 kasus itu Januari-Agustus atau delapan bulan,” ucapnya.

Titov menambahkan, TKI yang terkena kasus tidak pergi secara legal dari Purwakarta. Pasalnya Purwakarta sudah memberlakukan moratorium sejak 2012, lebih dulu ketimbang pemberlakuan moratorium nasional pada 2013.

“Saya tidak tahu siapa sponsor mereka, dari mana mereka pergi, yang pasti mereka memalsukan dokumen untuk bisa pergi. Karena Purwakarta sudah lama moratorium. Tapi biasanya yang nekad pergi itu yang sudah biasa bolak-balik pergi ke sana. Karena mungkin sudah kenal mafianya,” ungkapnya.

(Baca juga: Bupati Purwakarta Pulangkan TKI yang Sakit dari Jeddah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com