Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Populasi Ikan Berkurang, Bupati Semarang Diminta Kembalikan Ekosistem Sungai

Kompas.com - 27/07/2016, 18:14 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Sebagian masyarakat Kabupaten Semarang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi berbahan ikan karena harga ikan dianggap masih mahal.

Hal ini bertolak belakang dengan potensi Kabupaten Semarang berupa rawa, embung, dan sungai dangkal yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung ketersediaan pangan terutama kebutuhan ikan.

"Zaman dulu sungai itu masih banyak udang dan ikannya, termasuk belut. Nah, ikan itu biasanya diambil oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan lauk-pauk, tapi sekarang sudah habis," kata Wakil Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Semarang, Said Riswanto, Rabu (27/7/2016).

Said menyatakan, dalam pembahasan Komisi B, ia sudah memberi masukan kepada Dinas Peternakan dan Perikanan untuk membuat program pemenuhan kebutuhan pangan dalam rangka ketahanan dan ketersediaan pangan di masyarakat.

Menurut dia, hingga kini masih banyak warga masyarakat yang tidak mampu membeli lauk-pauk berupa ikan.

"Katakanlah ikan lele segar harganya Rp 20.000 per kilogram. Bagi masyarakat yang pendapatannya sehari hanya Rp 20.000 hingga Rp 25.000 tentu tidak mampu membeli," ujarnya.

Menurut Said, Pemkab Semarang bisa meminta desa untuk membuat peraturan desa tentang pelestarian sungai untuk melestarikan ekosistem sungai.

Selain itu, Pemkab juga bisa menebarkan bibit ikan air tawar di sungai, terutama sungai dangkal, dan melarang penangkapan ikan dengan cara diracun atau disetrum.

"Di Desa Banyukuning, Kecamatan Bandungan, sudah diberlakukan larangan menangkap ikan di sungai dengan cara diendrin atau disetrum. Itu sudah jalan," ucapnya.

Selain mendukung ketahanan pangan, kata Said, ekosistem sungai yang terjaga juga menjadi tempat rekreatif yang murah bagi masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com