Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Unibraw Ini Membuat Minyak Goreng dari Larva Kumbang

Kompas.com - 21/07/2016, 16:44 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Mahasiswa di Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang, Jawa Timur membuat inovasi baru di bidang makanan. Larva kumbang atau yang biasa disebut ulat kumbang hitam diubah menjadi minyak goreng.

Muhammad Ifdhol, Mahasiswa semester 8 Jurusan Teknologi Industri Pertanian UnibrawMalang mengatakan, awal mula penemuan minyak goreng dari larva itu karena kecintaanya pada serangga.

"Dari sana kita berfikir untuk membuat bahan makanan dari serangga (larva)," katanya kepada Kompas.com, Kamis (21/7/2016).

Tidak hanya itu, motivasi penemuan minyak goreng dari larva itu juga dilatari oleh maraknya pembukaan hutan untuk lahan kebun kelapa sawit.

"Dari sana juga kita berpikir untuk membuat suatu produk tanpa membuka lahan banyak, namun bisa menghasilkan minyak," jelasnya.

Berdasarkan literatur yang pelajari, mereka mendapati ada larva yang memiliki kandungan minyak. Yakni larva kumbang hitam.

"Dari literatur yang ada, ternyata larva ini terdapat kandungan lemak," ucapnya.

Proses pembuatan larva menjadi minyak goreng tersebut tidak sulit. Larva-larva tersebut dijemur lalu dipanaskan supaya kering. Setelah itu larva tersebut diblender. Hasilnya langsung di-press untuk mengambil kandungan lemak yang terdapat di tubuh larva tersebut.

"Setelah di-press, dimurnikan. Supaya bahan - bahan yang tidak diinginkan seperti kotoran dan zat-zat yang lain yang tidak baik untuk minyak goreng dihilangkan," paparnya.

Hasil dari pemurnian itu lantas dilakukan sentrifugasi untuk memisahkan antara kotoran dan hasil minyak murninya. Terakhir, dilakukan deodorasi untuk penghilangkan bau larva tersebut.

Kandungan

Ifdhol menjelaskan, kandungan minyak goreng dari larva kumbang hitam tersebut tidak jauh beda dengan minyak goreng yang ditimbulkan oleh kelapa sawit. Minyak goreng yang dihasilkan juga mengandung asam lemak tak jenuh yang tinggi, mengandung omega 6, 9, dan 3, juga mengandung vitamin B12 dan zat besi.

"Tidak ada bedanya (dengan minyak goreng biasa), cuma mengandung omega enam dan sembilan lebih tinggi," ujarnya.

Minyak goreng dari larva tersebut sudah memenuhi standart SNI. Sebab kandungan FFA (Free Fati Acid) yang terdapat di dalam minyak itu dibawah 30 persen.

"Kedepan kita akan melakukan penelitian lanjutan mengenai minyak ini. Biar lebih sempurna dan bisa diproduksi umum. Dan juga mengembangkan ampas dari sisa pengepresan itu," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com