Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merkuri di Tubuh Warga Gorontalo Lebih Tinggi Dibandingkan Orang Jepang

Kompas.com - 17/06/2016, 18:40 WIB
Rosyid A Azhar

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com – Tingkat keterpaparan masyarakat Gorontalo terhadap merkuri lebih tinggi dibandingkan orang Jepang. Hal ini disampaikan Prof Dr Masayuki Sakakibara, guru besar geologi dari Universitas Ehime Jepang di Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo, Jumat (17/6/2016).

Logam berat merkuri pada tubuh warga Gorontalo rata-rata mencapai 7,8 ppm, angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan pada warga Jepang yang hanya 2,55 ppm untuk pria dan 1,43 ppm untuk wanita.

Sakakibara mengatakan, kondisi tersebut sudah masuk dalam level tinggi dan membahayakan kesehatan. Pada level 10 ppm dapat mengakibatkan keguguran pada wanita yang sedang hamil, melahirkan anak cacat, hingga autis.

“Sumber pencemar melalui siklus tambang hingga merkuri terbawa ke laut dan mengenai ikan, ikan ini kemudian dikonsumsi manusia” kata Sakakibara.

Temuan tersebut merupakan hasil penelitian Sakakibara selama beberapa tahun di Gorontalo. Ia telah banyak mengunjungi daerah tambang rakyat di kabupaten-kabupaten yang ada di Gorontalo.

Dalam paparannya, Sakakibara menunjukkan foto-foto aktivitas pertambangan tradisional masyarakat yang menggunakan merkuri. Peran perempuan dan anak-anak di wilayah tambang sangat signifikan.

“Kalau kita di kota Gorontalo terkena dampak tidak langsung, maka ibu-ibu di lokasi tambang sudah mandi di kolam yang terpapar merkuri,” kata Sakakibara.

“Gejala yang umum terlihat pada penderita yang terpapar merkuri adalah tremor dan memiliki lidah ungu,” tambah Dr Yayuk Arifin, pakar Geologi dari Universitas Negeri Gorontalo yang menyertai Sakakibara dalam setiap penelitiannya.

Hasil penelitian itu memberikan gambaran dampak yang lebih buruk yang akan dihadapi generasi akan datang.

Masayuki Sakakibara dan Yayuk Arifin berharap penelitannya dapat direspons pemerintah daerah Gorontalo untuk mencari solusi yang lebih baik.

Kompas TV Aksi Mahasiswa Tolak Tambang Emas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com