Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumpon Raksasa, Siasat Nelayan Bengkulu Melawan Pukat Harimau

Kompas.com - 09/04/2016, 21:12 WIB
Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Mata Joni Ardiansyah, Wakil Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Bengkulu tampak berbinar-binar saat memandangi rumpon tradisional berukuran raksasa, Sabtu (9/4/2016).

Rumpon ini akan dipasang di sekitar perairan Pulau Tikus dan Pantai Bengkulu berjarak sekitar 3 mil dari daratan Kota Bengkulu. Rumpon berukuran setinggi 25 meter lebar 11 meter tampak berdiri kokoh di tepian Pantai Panjang, Kota Bengkulu.

Selanjutnya, rumpon tradisional itu akan dibawa menggunakan kapal untuk dirakit dan dilepas di laut dangkal.

Nelayan Bengkulu menyatakan, rumpon merupakan salah satu siasat untuk memerangi pukat harimau yang banyak mengingati perairan Bengkulu. Selain itu rumpon juga efektif sebagai alternatif rumah ikan membantu nelayan tradisional untuk tak perlu ke tengah laut mencari ikan.

"Laut Bengkulu merupakan laut ganas yang langsung berhadapan dengan Samuder Hindia, nelayan tradisional tentu kewalahan, maka rumpon adalah alternatif tepat," kata Joni.

"Jangan coba-coba menggunakan trawl jika menangkap ikan di rumpon besar karena pasti akan nyangkut," tambah Joni.

Rumpon raksasa diharapkan akan segera ditempeli plankton dan ikan-ikan berkualitas ekspor, selanjutnya ikan itu dapat diambil dengan cara dipancing.

"Sekali melaut diperairan 3 mil ini, nelayan dapat menghasilkan 20-30 kg ikan dalam sekali melaut di spot-spot yang telah ada rumpon," lanjutnya.

Sementara itu Dirjen Perikanan dan Budidaya Perairan Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto mengatakan, apa yang dilakukan Pemprov dan nelayan Bengkulu hari ini sebuah langkah yang baik dalam bidang kemaritiman.

"Rumpon merupakan alat tangkap ikan yang ramah lingkungan," kata Slamet.

Pelepasan rumpon raksasa di Bengkulu merupakan pencanangan hari nelayan dan maritim di Provinsi Bengkulu Perang Nelayan Sejarah perang antara nelayan tradisional dan pelaku pukat harimau cukup panjang di Bengkulu.

Pada tahun 2000 beberapa kapal pukat harimau yang kerap mencuri ikan di laut Bengkulu dibakar oleh nelayan tradisional. Konflik ini menurunkan aparat kepolisian dan TNI-AL, beroperasinya pukat harimau sempat mereda namun pada 2013 aksi tersebut kembali muncul.

Pada beberapa pekan terakhir, nelayan Kabupaten Seluma memerangi belasan kapal pengguna pukat harimau, nelayan tradisional menangkap dan menyerahkan pelaku besereta alat tangkap pukat harimau ke polisi.

Kompas TV Budidaya Lobster Air Tawar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com