Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

89 Desa di Riau Rawan Kebakaran Hutan dan Lahan

Kompas.com - 11/03/2016, 11:15 WIB

PEKANBARU, KOMPAS.com - Sebanyak 89 desa di Provinsi Riau paling rawan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tengah mengupayakan patroli sesering mungkin untuk mencegah terulangnya kebakaran di daerah itu.

Kepala Bidang Wilayah II Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Riau Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan(KLHK) Supartono Yusup mengatakan, setiap tahun desa-desa tersebut seringkali mengalami kebakaran hutan dan lahan. Hal itu terjadi karena wilayah itu memiliki lahan gambut yang mudah terbakar.

Desa yang paling rawan terjadi kebakaran terbanyak di Dumai, Bengkalis, dan Siak. Untuk itu, sejak Januari 2016, BBKSDA melakukan patroli ke seluruh wilayah dan desa tersebut. Dibentuk pula Tim Patroli Terpadu dan Terukur dengan melibatkan aparat TNI, polisi, dan masyarakat setempat.

"Tim itu sudah kita bentuk sejak 5 Maret dan akan kita berlakukan selama tiga bulan," kata Supartono seperti dikutip Antara, Jumat (11/3/2016) di Pekanbaru, Riau.

Ia mengklaim bahwa pembentukan tim itu membawa dampak tidak adanya titik api di Riau dan tinggal menyisakan 11 titik panas (hot spot).

Supartono menyebutkan, saat ini kebakaran hutan di Dumai sudah terkendali karena api sudah tidak ada dan hanya menyisakan asap di beberapa titik.

"Tim kita terus melakukan pemadaman di lokasi kebakaran agar tak meluas," katanya.

Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Kamis (10/3/2016), di Jakarta mengatakan bahwa jumlah titik panas lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu.

Harian Kompas mengabarkan, berdasarkan data Satelit NOAA18, yakni terdapat 56 titik panas selama 1-10 Maret 2016. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada 2015 yang mencapai 369 titik panas. Adapun pantauan Satelit Terra/Aqua (berkepercayaan lebih dari 80 persen) menunjukkan ada 153 titik panas pada 1-10 Maret 2016, sedangkan pada 1-8 Maret 2015 terdapat 259 titik panas.

Meski demikian, untuk wilayah Kalimantan Timur, jumlah titik panas justru meningkat tajam. Satelit Terra/Aqua mencatat 213 titik panas di Kaltim pada 1-10 Maret 2016. Periode yang sama tahun 2015 hanya 5 titik. Sementara di Kalsel, dari tidak ada titik panas menjadi 27 titik panas.

(Baca Aktivis Lingkungan Gugat Jokowi hingga Gubernur Terkait Asap Riau)

Kompas TV Kebakaran Hutan Dipadamkan Lewat Udara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com