Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lapas Kerobokan Tak Miliki Alat Detektor Barang Terlarang

Kompas.com - 26/12/2015, 10:15 WIB
Kontributor Denpasar, Sri Lestari

Penulis

KEROBOKAN, KOMPAS.com - Sejak peristiwa pembakaran pada tahun 2012 lalu,  Lapas Kerobokan tidak memiliki peralatan canggih untuk dapat mensensor barang terlarang seperti senjata tajam, senjata api, telepon seluler, narkoba dan lainnya.

"Untuk detektor sementara ini tidak ada. Sarana dan prasarana pengamanan semua dititip di Polda pasca kebakaran yang lalu," kata Plh Kapalas Kerobokan Kusbiyantoro, di Kerobokan, Badung, Bali, Jumat (25/12/2015).

Alhasil, saat dilakukan razia pasca kerusuhan Kamis (17/12/2015) lalu, petugas masih menemukan ratusan senjata tajam berupa tombak, pisau, belati, pedang, dan samurai. Bahkan senjata api, narkotika dari berbagai jenis dan telepon seluler juga disita dalam razia itu.

Dengan kondisi ini, pihak lapas berharap pemerintah bisa menempatkan peralatan canggih untuk bisa mendeteksi batang terlarang tersebut.

"Pasti (alat detektor) itu sangat dibutuhkan. Waktu anggota DPD RI (Pasek Suardika) berkunjung, sudah saya sampaikan. Itu salah satu masukan yang bisa disampaikan kepada pejabat terkait," ujarnya.

"Ya butuh senjata api, metal detektor, pentungan, alat-alat seperti itu membantu menjalankan SOP," tambahnya.

Kerusuhan di Lapas Kerobokan Kamis lalu melibatkan antar Napi anggota ormas. Peristiwa ini menewaskan dua orang, sementara dua orang lainnya terluka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com