“Tim delapan ini terbentuk dari warga yang teraniaya kehidupannya, harta kami telah habis dirusak gajah, malahan ada rekan kami yang meninggal diserang gajah tahun lalu, sehingga ini terpaksa memberanikan diri agar tidak terjadi lagi saudara kami menjadi korban yang berikutnya," kata Ketua Tim Delapan Said Abdullah, saat dijumpai Kompas.com, di lokasi beberapa hari lalu.
Menurut Said, tim delapan ini dibekali dengan mercon dan melakukan penggiringan gajah siang dan malam hingga keluar dari pemukiman penduduk.
Menurut dia, dua orang anggota TNI dan Kepolisian RI sebenarnya sudah berjaga di sekitar pemukiman penduduk. Namun, pengamanannya masih juga kurang sehingga warga pun turun tangan.
“Kami memang sadar rawan diserang gajah dan terjadi korban jiwa, tapi kami sudah nekat dan siap apa pun yang terjadi," ucap Said.
Sementara itu, Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh juga belum turun ke Bener Meriah untuk mengatasi kekhawatiran warga itu.
“BKSDA kali ini belum turun kemari, sementara akibat konflik gajah ribuan hektar lahan tanaman warga di Kecamatan Pintu Rime telah dirusak gajah, ada sejumlah rumah warga rusak dan sekarang warga sudah tidak berani lagi ke kebun”, kata Muhammad, warga desa setempat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.