Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Daerah di Jateng Rawan Konflik Antar-umat Beragama

Kompas.com - 23/07/2015, 12:31 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com — Unit Intelijen Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah memetakan setidaknya sembilan daerah yang rawan konflik antar-umat beragama. Sembilan daerah kabupaten/kota tersebut kini menjadi obyek pantauan tim intelijen.

Kepala Kejaksaan Tinggi Jateng Hartadi mengatakan, sembilan daerah itu paling banyak berada di daerah eks Karesidenan Surakarta, sedangkan yang lainnya masuk di eks Karesidenan Kedu. “Sembilan daerah itu jadi pantauan tim intelijen kami,” ujar Hartadi, Kamis (23/7/2015).

Adapun sembilan daerah di Jawa Tengah itu yaitu Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar, Kota Surakarta, yang masuk sebagai eks Karesidenan Surakarta; serta Kota Magelang, Kabupaten Temanggung, dan Kabupaten Purworejo yang masuk sebagai eks Karesidenan Kedu.

Tim intelijen kejaksaan, ucap Hartadi, terus memantau sembilan daerah itu. Salah satunya karena ada kegiatan dari kelompok yang diduga masuk dalam jaringan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta dua daerah di Jateng untuk diwaspadai terkait insiden kekerasan antar-umat beragama. Dua daerah yang disebutnya adalah Kabupaten Temanggung dan Kota Surakarta.

"Dua daerah itu pernah terjadi insiden antar-umat beragama, jadi kami minta tokoh agama waspada," ujar Ganjar.

Ganjar pun meminta kepada para tokoh agama dan tokoh masyarakat bersama aparat terkait untuk meningkatkan kewaspadaan di wilayah rawan kekerasan. Tokoh agama juga diminta untuk menyatakan sikap terkait insiden kekerasan yang mengatasnamakan agama. "Menjaga toleransi ini penting, dan kita mesti tegas. Itu penting agar Jateng tidak ikut kecipratan," papar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com