Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Terima Bantuan Sapi, Warga Akan Laporkan Kepala Desa ke Polisi

Kompas.com - 30/06/2015, 17:03 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com - Sejumlah warga Desa Fatu’ana, Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), mengancam akan melaporkan kepala desa mereka ke polisi, karena hingga saat ini belum juga mendapatkan bantuan sapi dari program pemerintah setempat.

Tiga orang warga Desa Fatu’ana, masing-masing Andreas Seni, Fransiskus Tonis dan Maria Imelda Bait kepadaKompas.com, Selasa (30/66/2015) mengatakan, bantuan sapi dari pemerintah kabupaten TTU, dalam bentuk program sari tani itu diberikan kepada 53 kepala keluarga (KK) di desa mereka dan mulai direalisasi dari Januari 2015 sampai April 2015, namun hingga akhir bulan Juni ini, masih terdapat 14 KK yang belum dapat.

“Bantuan sapi itu diberikan melalui desa, dan warga yang ingin mendapat bantuan itu harus membentuk kelompok. Tetapi dari 53 KK yang menjadi anggota kelompok yang mereka namakan ‘Musi Masu’, masih terdapat 14 KK yang belum dapat, sehingga kami sangat kecewa dengan tindakan kepala desa Fatu’ana, Fransiskus Atolan, karena itu kami berencana pada Senin (29/6/2015) esok, akan melaporkan Kepala Desa Fatu’ana ke polisi,” uajr Andreas.

Menurut Andreas, intervensi kepala desa dalam program bantuan sapi ini sangat berlebihan yakni dengan menunjuk pihak ketiga (suplier) untuk memasok sapi. Padahal sudah ada Unit Pengelola Sari Tani (UPST) yang dibentuk secara khusus, untuk mengelola program dari pemerintah kabupaten TTU itu. Kebijakan kepala desa dengan memakai suplier itu kata Andreas, hanya berlaku di kelompok ‘Musi Masu’ ini saja.

Sementara itu, kelompok lainnya, yang beranggotakan adik sang kepala desa yang bernama Raymundus Fanoni, malah langsung diberikan dana sendiri untuk mencari dan membeli sapi dengan harga per ekornya Rp 4,5 juta.

“Masyarakat (14 KK yang belum dapat bantuan sapi) selalu bertanya, kenapa tidak dikasih uang Rp 4,5 juta kepada warga untuk cari sendiri sapi. Kebijakan kepala desa yang pakai supplier ya begini jadinya,” keluh Andreas.

Andreas mengatakan 14 KK tersebut beberapa kali menanyakan langsung kepada kepala desa terkait alasan belum dapat bantuan itu, namun selalu dijawab oleh kepala desa bahwa supplier masih menjual mobilnya untuk pengadaan sapi lajutan buat 14 KK itu.

“Kemarin kita sudah sepakat dengan warga bersama bendahara UPST untuk melapor ke Kepolisian Sektor Insana besok sehingga biar masalah ini diproses secara hukum,”kata Andreas.

Terkait hal itu, Kepala Desa Fatu’ana, Fransiskus Atolan yang dihubungi melalui telepon selulernya namun tidak merespon, begitu juga pesan singkat yang dikirim belum juga dibalasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com