Salah satu nelayan Rawapening, Syafi’i (50), mengatakan, kondisi nelayan dan peternak ikan karamba Rawapening saat ini semakin sulit untuk bertahan. Dengan banyaknya gulma enceng gondok dan laju sedimentasi yang tidak terkendali membuat ikan sulit untuk hidup.
"Sekarang ikan semakin sedikit, karamba juga banyak yang rusak karena diterjang rumpun Enceng Gondok yang tertiup angin. Rawapening tidak seperti dulu, bisa menghidupi masyarakat sekitar,” ungkap Syafi’i, Senin (27/4/2015) siang.
Keberadaan enceng gondok, menurut Syafi’i, memang menunjang adanya industri kreatif berupa kerajinan tangan oleh warga sekitar. Namun, bagi para nelayan, secara ekonomis justru merugi. Sebab harga enceng gondok tidak sebanding dengan resiko dan tenaganya saat mencari di Rawa.
Satu kilogram Enceng Gondok basah, imbuh Syafi'i, hanya dihargai Rp 100 oleh perajin.
"Sebenarnya kami ingin menyampaikan masalah ini langsung kepada Pak Presiden Jokowi saat akan datang ke Ungaran,” pungkas Syafi'i.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.