Konferensi tersebut akan terdiri dari Sidang Panel 1 yang membahas berbagai permasalahan yang dihadapi kota-kota besar seperti Kairo, New Delhi, dan Manila oleh para wali kota masing-masing.
Ketua AASCS 2015, Suhono Supangkat mengatakan, gelaran tersebut juga akan membuka kelompok diskusi yang akan membahas model kota cerdas.
"Saat ini ada banyak definisi dan konsep kota pintar. Beragam pakar mencoba untuk mengembangkan dan menentukan definisi kota pintar," ujar Suhono di Dakken Kafe, Jalan RE Martadinata, Kota Bandung, Rabu (8/4/2015).
Istilah kota cerdas, lanjut Suhono, harus menjadi definisi umum yang dapat digunakan untuk mengkarakterisasi kecerdasan kota. Dalam ajang ini, akan dibahas seperti apa model kota cerdas menggunakan rujukan dan model yang disepakati.
Selain itu, bencana dan lingkungan juga masuk dalam pembahasan. Menurut Suhono, konsep kota cerdas bukan hanya tentang bagaimana menggunakan teknologi untuk membangun dan mengembangkan kota, melainkan juga untuk memberikan dasar tentang bagaimana kota memiliki ketahanan dari bencana di satu sisi, dan bagaimana kota menjadi ramah lingkungan di sisi lain.
Topik-topik lainnya yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut adalah tentang smart goverment, energy pintar, model bisnis kota cerdas, transportasi cerdas, generasi muda dan enterpreneurship, warga cerdas, pembayaran cerdas dan kesehatan cerdas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.