Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dualisme Golkar Tak Kunjung Usai, Bupati Siap Maju Lagi dari Jalur Independen

Kompas.com - 06/03/2015, 17:19 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Rendra Kresna, Bupati Malang, yang juga bakal maju kembali menjadi calon Bupati Malang periode 2015-2020 siap maju melalui jalur independen jika dualisme di partai beringin tak kunjung usai.

Kini, Rendra sudah menyiapkan 250.000 Kartu Tanda Penduduk (KTP) warga, sebagai antisiasi bisa lolos kembali maju jadi calon Bupati Malang.

"Jika masih terjadi dualisme, siap maju melalui jalur independen. Tapi, jalur independen itu rencana kelima. Bukan rencana kedua. Saya sudah mengumpulkan 650.000 lembar KTP dan pernyataan dukungan dari warga," katanya, Jumat (6/3/2015).

"Keberadaan KTP dan pernyataan dukungan tersebut katanya, bisa dicek apakah warga itu benar mendukung saya atau tidak. Yang jelas, dukungan saya ini merata di 33 kecamatan," tambah Rendra.

Sementara itu, untuk jalur independen pilkada, calon independen kini harus harus mengantongi 6,5 persen dukungan dari jumlah penduduk. Jika asumsinya jumlah penduduk tiga juta jiwa, maka perlu dukungan KTP sebanyak 180.000 orang plus 30.000 dukungan cadangan.

Namun, Rendra mengaku tidak akan langsung menempuh jalur independen. Jika partai Golkar tak bisa mengusung calon, pihaknya akan menempuh dukungan dari partai lain, seperti PKB.

"Bisa lewat PKB," ujarnya.

Sementara itu, menurut Ketua KPUD Kabupaten Malang, Santoko Sunariyo, calon independen harus memperoleh dukungan paling sedikit 6,5 persen dari jumlah penduduk. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Perubahan Undang- Undang Nomor 1 tahun 2015 tentang Pilkada.

"Data yang diperoleh jumlah penduduk di Kabupaten Malang mencapai 2.734. 375 jiwa. Dengan demikian dukungan sebesar, 6,5 persen supaya bisa lolos," katanya.

Dalam Pasal 2 UU Nomor 1 tahun 2015 tentang Pilkada, Kabupaten atau Kota dengan jumlah penduduk lebih dari 1.000.000 jiwa harus didukung paling sedikit 6,5 persen serta jumlah dukungan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d tersebar di lebih dari 50 persen jumlah Kecamatan di Kabupaten atau Kota.

Pada tempat berbeda, pengamat politik dari Universitas Brawijaya (UB) Malang, Anang Sujoko mengatakan, jika Golkar masih terjadi dualisme kepengurusan, partai tersebut diperkirakan tak bisa mengusung calonnya di Pilkada.

"Makanya harus segera diakhiri dualisme tersebut. Namun, menurut saya, Rendra tak terlalu khawatir walau tidak bisa maju dari Golkar. Karena bisa melalui partai lain dan jalur independen," katanya.

Menurut Anang, sosok Rendra dinilai cukup kuat dibanding calon lainnya.

"Selain incumbent yang memiliki kekuatan dan popularitas, respon da dukungan dari masyarakat Kabupaten Malang masih menginginkan Rendra kembali maju," katanya.

Rendra akan dikalahkan dengan calon lainnya, lanjut Anang, jika ada bencana politik yang menimpa Rendra. Misalnya, Rendra dijerat masalah hukum.

"Jika ada bencana politik, seperti didera kasus hukum, Rendra baru ditinggal masyarakat. Hingga kini sosok incumbent masih sangat kuat. Sementara calon lainnya, tidak ada yang mampu melampaui popularitasnya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com