Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Tenggelam di Gorontalo, 19 Nelayan Hanyut

Kompas.com - 22/01/2015, 21:14 WIB
GORONTALO, KOMPAS.com - Sebanyak 19 nelayan asal Kecamatan Gentuma Raya, Kabupaten Gorontalo Utara, Kamis (22/1/2015) dilaporkan hanyut akibat kapal yang dinaikinya bermesin 18 Gross Ton (GT) tenggelam di perairan Gorontalo wilayah 20 mil dari Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Gentuma.

Kepala PPI Gentuma Rahmat Abdullah mengatakan, informasi yang diterimanya dari pemilik kapal nelayan dengan nama "Lumba-lumba" tersebut, kapal diketahui tenggelam sekitar pukul 15.30 Wita akibat dihantam gelombang tinggi.

Rahmat menjelaskan, pemilik kapal Hud Anoez menginformasikan kepada pihaknya bahwa kapal yang baru turun melaut sekitar pukul 15.30 Wita tersebut tenggelam karena dihantam ombak tinggi.

Diperkirakan kapal tenggelam di kedalaman 2.100 meter sesuai informasi nahkoda kapal yang sempat menghubungi pemilik kapal melalui telepon seluler.

Pihaknya telah berkoordinasi dengan TNI Angkatan Laut setempat, Badan SAR Provinsi Gorontalo, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gorontalo Utara, serta para pemilik kapal ikan untuk membantu pencarian.

"Kami telah mengerahkan tiga unit kapal inka mina untuk pencarian seluruh nelayan, yang sesuai informasi masih dalam keadaan hidup," ujar Rahmat.

Sementara itu, Hud Anoez kepada wartawan mengaku, kapal miliknya tersebut baru pertama kali dioperasikan setelah mengalami proses perbaikan.

"Saya berharap seluruh nelayan yang ikut melaut ditemukan dalam kondisi selamat, sesuai informasi yang sempat disampaikan nahkoda melalui handphone miliknya," ujar Hud yang mengaku sedikit lega bisa memandu nahkoda bernama Djafar Halada untuk penyelamatan nelayan yang rata-rata berusia 20-24 tahun.

Informasi yang diterima dari Lettu Samingin Komandan Pos AL Gorontalo Utara, seluruh nelayan telah dievakuasi oleh kapal inka mina yang dikerahkan untuk membawa nelayan menuju PPI Gentuma.

"Kita berharap, seluruh nelayan benar-benar ditemukan dalam kondisi selamat seluruhnya dan bisa segera dibawa untuk pemeriksaan kesehatan selanjutnya," ujar Samingin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com