Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langganan Banjir, Warga di Perbatasan RI-Malaysia Minta "By Pass"

Kompas.com - 20/01/2015, 22:40 WIB
Kontributor Nunukan, Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com - Hampir setiap tahun rutin "dikunjungi" banjir membuat warga 3 desa di Kecamatan Sembakung meminta pemerintah daerah serius menangani upaya pencegahan bencana ini.

Salah satu warga Desa Atap, Lia Achos mengatakan, warga tidak membutuhkan progran yang berbiaya mahal dengan membangun turap di sepanjang Sungai Sembakung yang berkelok-kelok atau program peninggian rumah bagi lebih dari 1.000 rumah warga di 3 desa yang kerap menjadi langganan banjir.

“Warga di sni mengusulkan untuk membuat by pass di Desa Tagul yang jarak sungai dengan laut itu hanya 4 kilometer. Sungai Sembakung itu kan berkelok-kelok dan panjang. Kondisi inilah yang membuat sungai tersebut menampung air hujan baik dari wilayah Sembakung maupun dari wilayah Malaysia sebagai hulu sungai Sembakung yang membuat kondisi sungai cepat sekali terjadi banjir. Kalau dibikin by pass, air yang tertampung cepat terbuang ke laut. Sehingga volume air yang ditampung Sungai Sembakung tidak sampai meluap," ujar Lia yang juga guru di salah satu sekolah di Kecamatan Sembakung.

Pembuatan by pass, menurut Lia, lebih realistis dibandingkan dengan rencana program peninggian rumah warga serta pembangunan siring sepanjang Sungai Sembakung. Mengingat panjang Sungai Sembakung mencapai 278 kilometer.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Kabupaten Nunukan Muhammad Amin mengakui dari dua program penanggulangan banjir di Kecamatan Sembakung tersebut sampai saat ini belum bisa terlaksana karena belum adanya dana dari pemerintah pusat.

“Memang harus direlokasi, apapun yang dilakukan itu, (tetap) kena banjir karena daerahnya rendah,"

Ia menjelaskan, Dinas Pekerjaan Umum Nunukan mengusulkan pembangunan jalan sekaligus tanggul untuk mengamankan sawah yang ada di seberang jalan. Lalu, BPBD juga pernah mengajukan dana ke BNPB untuk membangun siring sepanjang Sungai Sembakung.

(Tapi) sampai sekarang dari pusat belum ada tindak lanjut karena anggarannya besar," jelas Muhammad Amin.

Meluap

Selama seminggu terakhir, Sungai Sembakung sudah meluap dua kali dengan ketinggian air berkisar 1 meter dari permukaan air normal. Kenaikan air Sungai Sembakung yang terjadi Sabtu malam (17/1/2015) hingga Selasa malam (20/1/2015) belum mengalami surut yang berarti. Akibatnya, pasokan listrik terputus karena genset PLN juga terendam. Sementara kegiatan belajar mengajar beberapa sekolah juga masih diliburkan.

“Banguan sekolah di Kecamatan Sembakung ini lebih rendah dari perumahan warga, sehingga kalau banjir anak-anak pasti diliburkan karena pasti sekolah terdampak kalau sungai meluap,” jelas Lia.

Kecamatan Sembakung hampir setiap tahun menjadi langgana banjir. Banjir besar sebelumnya terjadi pada awal tahun 2014. Ketinggian air mencapai 3 meter dari ukuran normal sungai. Akibatnya 25 desa terendam banjir. Karena terbiasa diterjang banjir, tinggi kolong rumah panggung warga di Sembakung rata-rata di atas 2 meter untuk menganisipasi banjir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com