Dua rumah anggota Polsek Sukodono yang diserang pada Sabtu (1/11/2014) malam itu berada di Perum Sukodono Permai Blok F Sidoarjo, dan di sepanjang Jalan Desa Wulung-Sarirogo, Kecamatan Sukodono.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, kaca jendela depan salah satu rumah di Perum Sukodono Permai, pecah. Selain itu, di dinding samping luar terdapat tulisan "Pembunu" (maksudnya pembunuh) dengan cat warna merah. Saat Kompas.com mendatangi rumah tersebut, penghuninya sama sekali enggan berkomentar.
Sementara rumah di Jalan Jalan Desa Wulung-Sarirogo, penghuninya kosong. Kaca depan di lantai atas dan bawah rumah itu pecah dan dipenuhi batu. Pintu gerbang rumah tertutup rapat.
Rohman, warga Desa Kebon Agung membenarkan bahwa warga sempat mendatangi dua rumah anggota Polsek Sukodono itu.
"Warga marah karena Imron meninggal tidak wajar di dalam sel Polsek Sukodono. Warga juga sempat memblokade jalan desa," terang Rohman.
Sabtu (1/11/2014) pagi, Imron yang bekerja sebagai sopir angkutan barang antarkota itu dikabarkan tewas di sel tahanan. Saat ditemukan, mukanya membiru, dan polisi sempat membawanya ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong.
Dia ditangkap karena dituduh sebagai provokator kerusuhan di pasar malam yang menghadirkan hiburan musik dangdut pada Jumat (31/11/2014) malam. Padahal, Imron hanya ingin meminta pihak penyelenggara hiburan dan polisi bertanggung jawab atas istrinya yang terkena lemparan batu saat kerusuhan itu terjadi.