Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Curiga, Imron Dianiaya hingga Tewas di Sel

Kompas.com - 03/11/2014, 15:26 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis

SIDOARJO, KOMPAS.com - Tewasnya warga Desa Kebon Agung, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo, Moch Imron Zainudin, memunculkan rasa penasaran keluarga. Keluarga mempertanyakan mengapa pria 27 tahun itu bisa tewas di tahanan, Sabtu (1/11/2014) lalu.

Keluarga mencurigai, suami dari Lisa Fauzizah itu tewas akibat penganiayaan polisi. Ayah korban, Muhammad Munir, sempat menemukan sejumlah noda hitam di jasad anaknya itu di bagian punggung dan leher.

"Besan saya juga sempat melihat bekas hitam di wajah saat berada di puskesmas, tapi saat dipindah ke Rumah Sakit Pusdikasum Porong, bekas hitam itu sudah tidak ada," kata Munir, Senin (3/11/2014).

Kecurigaan keluarga semakin menguat mengigat, semasa hidupnya, Imron tidak memiliki catatan penyakit yang serius. "Dia sehat-sehat saja, tidak pernah sakit serius," kata Munir.

Munir curiga, ada sesuatu yang terjadi atas anaknya di sel tahanan Polsek Sukodono, Jumat (31/10/2014) malam. Dia sendiri tidak diperbolehkan mendampingi Imron malam itu. "Saya disuruh pulang, karena anak saya tidak boleh didampingi," tambah dia.

Sabtu (1/11/2014) pagi, pria yang bekerja sebagai sopir kendaraan angkutan barang antarkota itu ditemukan sekarat di sel tahanan. Saat ditemukan, mukanya membiru, dan polisi sempat membawanya ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong.

Munir hanya berharap, transparansi aparat polisi dalam kasus yang menimpa anaknya itu. "Warga desa tidak terima jika ada warga yang tewas di sel polsek karena dianiaya polisi. Mereka siap membela jika kasus ini ditutup-tutupi oleh polisi," kata Munir lagi.

Baca juga: Penangkapan Imron hingga Tewas Dinilai Kontroversial, Ini Kronologinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com