Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disebar, 1.000 Bibit Durian Merah

Kompas.com - 29/09/2014, 11:32 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menyebar 1.000 bibit durian merah yang ditanam di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Bibit durian tersebut merupakan hasil budidaya Forum Pemerhati Hortikultura Banyuwangi.

"Nantinya bibit durian merah ini akan ditanam di kebun atau pekarangan warga di Desa Kemiren. Sebagai buah khas Banyuwangi, durian merah mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dibandingkan durian biasanya," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Senin (29/9/2014).

Bupati Anas juga menjelaskan, saat ini jumlah pohon durian merah di Banyuwangi masih terbatas yaitu sekitar 200 pohon dengan produksi 1.500-1.700 butir setiap masa panen antara bulan Oktober hingga Maret.

Dia menilai jumlah tersebut masih terbatas, sedangkan permintaan pasar sangat tinggi. "Penyebaran bibit durian merah ini salah satu upaya agar buah durian merah banyak tersedia dan mudah dibeli. Kalau ditanam sekarang nanti panen buahnya antara 7 sampai 12 tahun kedepan," ungkap dia.

Sementara itu, Eko Mulyono Ketua Divisi Riset dan Pengembangan Durian Merah dari Forum Pemerhati Hortikultura Banyuwangi menjelaskan, jika pohon durian merah di Kabupaten Banyuwangi tersebar di lima kecamatan Banyuwangi, yakni Kecamatan Kalipuro, Giri, Glagah, dan Songgon.

Kelima kecamatan ini menjadi tempat persebaran 3.000 pohon durian yang saat ini dibudidayakan masyarakat. ”Tiga ribu bibit yang sudah mulai dibudidayakan itu akan dipanen 3-4 tahun ke depan,” kata pria yang telah menggeluti riset durian merah sejak tahun 2008 ini.

Eko menjelaskan, jika jenis durian merah di Banyuwangi berbeda dengan durian merah yang ditemui di Kalimantan atau Malaysia. Durian merah Kalimantan berjenis Durio Kutejensis, dan durian merah Malaysia Durio Graveolens.

Sementara, durian merah Banyuwangi adalah Durio Zighetinus. “Durian merah Banyuwangi memiliki kualitas yang paling baik dan rasa yang paling enak di antara lainnya,” ujar Eko.

Tidak hanya dari daerah-daerah di Indonesia, bahkan Malaysia, Singapura, dan Thailand mengembangkan durian merah yang bibitnya dibeli dari Banyuwangi. “Untuk menjaga agar durian merah Banyuwangi tidak kehilangan identitasnya sebagai ikon daerah, kami selalu mencatatnya di hadapan notaris setiap mengirim bibit keluar,” kata Eko.

Tidak hanya melakukan sosialisasi, eksplorasi dan riset durian merah juga terus dikembangkan. Hasilnya ditemukan berbagai varian durian merah yang tumbuh di Banyuwangi. Jumlahnya mencapai 62 varian. Di antaranya varian Musang Merah dan F1 Dubang yang ditanam di Desa Kemiren.

Dari 62 varian tersebut, durian merah Banyuwangi dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan warna daging buahnya. Yakni durian merah blocking yang seluruh dagingnya berwarna merah, durian merah pelangi yang dagingnya berwarna merah dan kuning, serta durian grafika yang dagingnya berwarna kuning, putih dan merah.

“Ketiganya bisa dibedakan dari pohonnya di mana daunnya memiliki kekhassan masing-masing,” urai Eko.

Eko mengaku akan terus gencar menyosialisasikan budidaya durian merah kepada masyarakat melalui program kewirausahaan berbasis konservasi. Tujuannya tidak hanya agar masyarakat tertarik menanam pohon durian tapi juga mengetahui cara terbaik perawatan dan pelestariannya.

Apalagi nilai ekonomis durian merah yang tinggi sangat potensial untuk memberi nilai tambah bagi masyarakat. “Harga durian merah di tingkat petani mulai dari Rp 50.000 sampai Rp 250.000 per buah. Sangat menjanjikan kalau terus dikembangkan,” ungkap Eko.

Eko menambahkan, khasiat buah durian merah ternyata cukup banyak. Tidak seperti durian berdaging putih yang kandungannya didominasi zat gula dan karbohidrat, durian merah mengandung banyak zat bermanfaat seperti serotonin yang bisa mengobati insomnia. Juga afrodisiak, tifohormon dan titosteron sebagai obat kuat. “Selain itu juga mengandung antosianin yang bisa mencegah penuaan dini,” kata Eko. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com