Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Desa Gambuhan, Sudrajat, mengatakan, Gunung Slamet mengalami letusan sebanyak delapan kali dengan abu hitam yang cukup tebal dari pukul 06.00 WIB hingga 12.00 WIB. Saat terjadi letusan, suasana langit di atas Gunung Slamet dalam keadaan cerah serta dengan embusan angin yang tenang.
Dari sisi kegempaan, kata Sudrajat, tercatat Gunung Slamet mengalami 51 kali gempa embusan dan dua kali gempa tremor harmonik. Gunung tersebut hingga kini masih berstatus Siaga.
"Kegempaan, 51 kali gempa embusan am 2-20 mm lg 10-40 derajat, 8 kali gempa letusan am 50-85 mm lg 45-183 derajat, dan 2 kali gempa tremor harmonik amk 5-12 mm lg 25-40 derajat," papar Sudrajat.
Sementara itu, aktivitas pada pukul 00.00 WIB–06.00 WIB, Gunung Slamet hanya mengalami satu kali gempa embusan dan tak mengeluarkan asap. Saat dini hari, cuacanya dilaporkan cerah dan angin berembus tenang.
Sementara itu, dalam catatan Badan SAR Nasional Kota Semarang, pada pukul 10.30 WIB, Gunung Slamet mengalami erupsi membentuk cendawan hitam dengan ketinggian antara 1.000 hingga 1.500 meter. Letusan kedua, ketiga, dan keempat diiringi dengan lontaran batu pijar.
Pada pukul 10.50 WIB, SAR mencatat telah terpantau awan panas menuruni lereng Gunung Slamet. Letupan terdengar lumayan kuat hingga terpantau di seismik tektonik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.