Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Siswa SD Pingsan, Pawai "Agustusan" di Semarang Dikritik

Kompas.com - 20/08/2014, 14:05 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Di balik kemeriahan pawai pembangunan memperingati HUT Kemerdekaan ke-69 RI yang digelar Pemerintah Kabupaten Semarang di Ambarawa, Senin lalu ternyata terselip cerita yang tidak sedap.

Panitia dianggap tidak profesional sehingga pelaksanaan pawai molor hingga malam hari. Banyak peserta, terutama siswa sekolah dasar yang jatuh pingsan lantaran harus berjalan kaki sejauh lima kilometer.

"Panitia harusnya menghitung jarak, jumlah kontingen dan waktunya harusnya diatur. Kemarin banyak peserta dari kontingen SD pada pingsan, kehausan dan lapar. Padahal bekal sudah habis karena lamanya menunggu," kata The Hok Hiong, legislator asal Ambarawa, Rabu (20/8/2014) siang.

Menurut The Hok, pawai pembangunan itu sebenarnya dirancang untuk tingkat Kecamatan Ambarawa yang pelaksanaannya dijadwalkan pada tanggal 20 Agustus 2014. Namun oleh Pemkab Semarang kegiatan itu dimajukan menjadi tanggal 18 Agustus 2014 dan cakupannya menjadi tingkat kabupaten.

"Perubahan jadwal sebenarnya tidak masalah, karena semangat proklamasi ini tanpa diberi uang masyarakat mau. Tapi jangan menyiksa mereka," ujar dia.

"Kesepakatan awal start jam 11 siang. Karena jauh, banyak yang sudah siap jam 9. Seperti kontingen Kranggan sudah berangkat dari kecamatan jam 9 menuju Pangsar. Ternyata (pawai) baru dimulai jam setengah dua siang," kata The Hok.

Molornya pelaksanaan pawai itu, mengakibatkan banyak peserta yang kehabisan bekal logistik. Akibatnya sejumlah siswa SD diketahui jatuh pingsan. Selain itu sejumlah kontingen memilih tidak melanjutkan pawai karena sudah terlalu malam.

"Bekal tidak cukup karena habis dimakan saat menunggu di lapangan. Ada juga kontingen yang pulang karena jam empat sore belum bergerak. Lha siapa yang mau nonton kalau sudah gelap ," imbuhnya.

Selain menuding tidak profesionalnya panitia dalam mengatur waktu, The Hok juga menerima laporan bahwa Bupati Semarang Mundjirin melakukan inspeksi peserta karnaval sehingga menyita waktu yang banyak.

"Informasinya start terlalu lambat karena nunggu Bupati inspeksi peserta karnaval. Memanfaatkan kegembiraan rakyat untuk (kepentingan) apa itu terserah. Tapi jangan bikin rakyat sengsara," tegas dia.

Diinformasikan, Ketua Panitia, Prayitno Sudaryanto mengatakan peserta pawai pawai pembangunan memperingati HUT Kemerdekaan ke-69 RI yang digelar Pemkab Semarang di Ambarawa, Senin siang, meliputi kelompok pelajar dari 9 SD, 7 SMP, 11 SMA 2 Perguruan Tinggi, grum drum band dari 6 SD, 5 grup drum band SMP, serta 3 grup drum band SMA.

Untuk mobil hias ada sembilan, sedangkan masyarakat umum ada 22 kelompok. ’’Total peserta pawai sekitar 10 ribu orang. Petugas kesehatan disiagakan bila sewaktu-waktu dibutuhkan,’’ ungkap Prayitno.

Dikabarkan, pawai pembangunan tersebut rampung sekitar pukul 21.00 Wib. Sejumlah ruas jalan utama dialihkan untuk menghindari kemacetan. Namun, dalam pelaksanaannya kemacetan di sejumlah ruas jalan tak bisa dihindari, termasuk di exit tol Bawen.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com