Selain Julkarnaen, salah satu korban lainnya yakni Ruslan Kaliki juga masih terbaring lemah di rumah sakit tersebut. Ruslan mengalami luka setelah sebuah anak panah menancap tepat di bagian kanan pipinya.
Hingga kini, tim medis di rumah sakit itu belum juga mampu mengangkat anak panah yang menancap di pipi korban. “Saya berharap tim medis dapat mengangkat anak panah yang tertancap di kepala anak saya ini. Saya sedih melihat kondisi anak saya,” ungkap Nina Payapo orangtua korban.
Senada, orangtua Ruslan Kaliki juga mengatakan sejak anaknya dievakuasi ke RS Al-Fatah sore tadi, tim medis di RS tersebut belum juga mengangkat anak panah yang tertancap di pipi anaknya itu.
“Saya tidak tahu juga, anak saya sudah tiba sejak sore tadi tapi anak panah yang tertancap di bagian pipinya belum juga diangkat. Kalau bisa segera diangkat agar lebih baik lagi,” kata Hasyim Kaliki, ayah korban.
“Korban sangat banyak di sini jadi bersabar dulu, banyak korban lain yang masih ditangani dokter,” kata salah satu perawat yang berada di rumah sakit tersebut.
Kedua warga desa bertetangga ini terlibat bentrokan sejak senin pagi, akibat bentrokan itu enam warga dinyatakan tewas dan 47 lainnya mengalami luka-luka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.