Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Satu Pun Keluarga Keraton Solo Lolos ke Legislatif

Kompas.com - 24/04/2014, 20:06 WIB
Kontributor Surakarta, M Wismabrata

Penulis


SOLO, KOMPAS.com
- Kerabat dan keluarga Keraton Surakarta harus merelakan tidak ada satupun dari mereka yang lolos menjadi anggota legislatif pada Pemilihan Legislatif 2014.

Tercatat, anggota keluarga keraton Surakarta yang turut menyemarakan pemilihan legislatif lalu adalah Kanjeng Pangeran Edy Wirabumi dan istrinya, GKR Koes Moertiyah. Kemudian GKR Koes Indriyah, BRM Suryo Syailendra Supomo, BRA Putri Purwaningrum, dan putri dari PB XIII , GKR Timur. Mereka maju menjadi caleg dari berbagai partai seperti Partai Demokrat, Nasdem dan PDI-P. Mereka kemungkinan gagal menjadi wakil rakyat.

Edy Wirabumi yang juga menjabat sebagai Ketua DPC Partai Demokrat menanggapi gagalnya meraih kursi legislatif sebagai proses pembelajaran demokrasi. Edy dam istrinya, GKR Moertiyah tercatat sebagai caleg di daerah pemilihan IV dan V.

"Bahwa ini adalah proses belajar dan pelajaran kali ini sangat mahal karena teman-teman tahu semua bahwa pemilu kali ini sangat sarat dengan transaksi sesaat, orang-orang mengatakan cinta semalam," kata Edy kepada Kompas.com, Kamis (24/4/2014).

Edy menambahkan, dirinya sudah mengetahui suaranya tidak bisa mencapai target, tujuh hari sebelum hari pencoblosan pada 9 April lalu. Dirinya lebih memilih untuk mengalihkan suaranya kepada calon tertentu.

"Tujuh hari sebelumnya saya sudah memprediksi suara saya mungkin hanya sekitar 30.000, dan pasti saya sudah tidak bisa menang. Dan melihat hasilnya saya sudah tidak kaget," katanya.

Edy Wirabhumi legawa dan lebih memilih untuk berkonsentrasi mengurusi kebudayaan Keraton Surakarta. Selain itu, penyebab gagalnya salah satu keluarga Keraton melenggang ke Senayan karena suara Partai Demokrat yang anjlok. Satu keluarga keraton, GKR Koes Indriyah yang maju dari DPD, kemungkinan masih mempunyai peluang untuk masuk ke Senayan.

"Hikmah yang kami petik mungkin kami akan berkonsentrasi untuk mengurusi budaya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com