"Aksi mereka membahayakan, lihat saja senjata yang dibawa, ada pedang, dobelstik, dan gir. Saya berusaha memberi pengertian agar setidaknya mereka bisa sadar tidak ada untungnya tawuran," terang Kapolres Sleman AKBP Ihsan Amin, Sabtu (08/03/2014).
Ihsan menuturkan, para pelajar ini hendak tawuran karena SMP mereka dilempari siswa sekolah lain. Mereka lalu hendak melakukan pembalasan. Namun rencana tawuran itu dapat digagalkan oleh petugas yang langsung menuju ke lokasi.
"Apapun alasannya tawuran, yang perlu saat ini adalah pendampingan khusus untuk mereka. Baik dari orang tua maupun pihak sekolahan," ujarnya.
Menurut Kapolres, kebanyakan orang tua tidak mengetahui jika anaknya terlibat aktivitas negatif seperti tawuran. Biasanya mereka (pelajar) berpamitan dengan orang tua hendak ikut ekstra sekolah, namun niat itu bergeser menjadi hal yang negatif setelah keluar rumah.
"Perlu ada peran aktif pihak keluarga khususnya orang tua dan sekolahan untuk memutus aksi tawuran pelajar. Sebab, jika dibiarkan tidak akan menemui titik jera dan terus berkelanjutan," lanjut Kapolres. "Besok akan kita panggil orang tua dan pihak sekolahanya agar memberikan pengawasan dan memberikan pendampingan."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.