Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangkai Paus Terdampar, Bau Busuk Menyengat

Kompas.com - 13/02/2014, 15:55 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis


MANADO, KOMPAS.com - Ratusan orang memenuhi tepi pantai Tambala, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa, Kamis (13/2/2014). Mereka penasaran dengan kabar yang menyebutkan ada paus terdampar di pantai itu.

"Saya baca dari status teman, katanya ada paus terdampar di sini, penasaran, ya jadi kemari," ujar Hadi, warga Manado.

Hadi dan ratusan warga lainnya terkesima ketika sudah berada di tepi pantai Tambala. Mereka kaget melihat bangkai paus berukuran besar tersebut. Menurut saksi mata, ketika terdampar, paus memang sudah dalam kondisi mati. Diduga bangkai paus tersebut terseret ombak dan arus.

"Saya pertama kali lihat kemarin sore (Rabu, 12/2/2014). Terseret arus sampai di tepi pantai. Kalau kemarin malam dekat sekali, tadi siang sudah menjauh karena air sudah pasang," ujar Zainal, warga Tambala.

Bau busuk menyengat
Bangkai paus tersebut sudah membusuk.  Bau busuk tersebut disebabkan karena paus itu diduga sudah mati sekitar seminggu yang lalu.

"Bau busuknya sampai di jalan. Sangat menyengat," ujar Martin yang sengaja datang dari Malalayang, Manado, untuk melihat secara langsung kejadian tersebut.

Sementara itu, keterangan dari petugas Balai Taman Nasional Bunaken, kondisi sebagian tubuh paus juga sudah rusak.

Kedua sirip ikan berukuran raksasa itu terlihat tercabik-cabik seperti bekas dipotong menggunakan gergaji.

Di samping itu, mulut paus juga robek dan di bagian punggungnya seperti ada bekas tombakan.

"Baru kali ini ada paus yang terdampar di kampung kami, sebelumnya tidak pernah ada," ujar Zainal, warga Tambala.

Zainal memperkirakan paus itu sudah mati sekitar seminggu yang lalu. Menurut dia, kalau ikan mati, pasti tenggelam dulu, nanti setelah beberapa hari baru terapung ke atas.

Dia mengakui kejadian terdamparnya paus itu baru pertama kali terjadi di daerahnya. "Selama saya berada di sini, tidak pernah ada kejadian seperti ini, baru sekarang," tambah Zainal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com