Pengambilan gambar dilakukan sesama dokter ataupun para asisten masing-masing. Peralatan untuk mengambil gambar juga beragam, mulai dari kamera poket, kamera digital, hingga gadget mahal.
Pose mereka juga beragam. Ada yang berfoto secara individu dengan latar belakang bangunan monumen, latar belakang spanduk dukungan, hingga sesi "foto bareng". Setelah "sesi foto" usai, baru kemudian mereka membubarkan diri.
Adanya aksi itu juga menimbulkan pemandangan berbeda pada kawasan parkir Monumen Simpang Lima Gumul. Dua titik lokasi parkir di bangunan yang mirip dengan Arc de Triomphe Perancis itu tampak penuh dengan beragam mobil kelas menengah aneka merek. Pemandangan yang jarang terjadi.
Sebelumnya, aksi keprihatinan tersebut digelar untuk memberikan dukungan terhadap tiga sejawatnya yang ada di Manado. Tiga dokter itu tengah menghadapi tuduhan malapraktik yang menyebabkan seorang pasien meninggal dunia.
Tuduhan itu menyebabkan mereka mendapat vonis 10 bulan penjara pada tahap kasasi. Ketua IDI Kota Kediri Gunandar saat dikonfirmasi di sela-sela aksi mengatakan, pihaknya akan melanjutkan aksinya dengan menggelar sarasehan perenungan diri di Sekretariat IDI.
Meski menggelar aksi, menurut dia, hal itu tidak memengaruhi pelayanan pasien karena tetap ada dokter jaga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.