Mengenakan jas putih, ratusan dokter yang kebanyakan adalah anggota dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perkumpulan Obsteri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Jabar ini mengenakan pita hitam di bagian dada dan lengan kanan perlambang suasana duka pascapenangkapan dokter Ayu dan dokter Hendry di Manado yang diduga melakukan malapraktik beberapa waktu lalu.
Dalam aksi tersebut, mereka juga membentangkan spanduk berwarna merah muda bertuliskan 'Stop Kriminalisasi Dokter' serta beberapa poster bertuliskan 'Save Indonesian Doctors' dengan diselingi lantunan puisi berjudul 'Nurani Dokter' dari salah seorang dokter.
"Kami di sini untuk solidaritas atas kesewenangan yang dialami sejawat Ayu dan kawan-kawan. Dan kami mengetuk hari para penguasa untuk memberikan keadilan pada rekan kami," kata Ketua POGI Jabar dr Yudi Mulyana Hidayat di sela-sela aksi.
Menyikapi dugaan kriminalisasi kepada rekan sejawatnya itu, Yudi mengatakan, para dokter bekerja dalam sistem dan kerap tak berdaya untuk mengubah pola sistem tersebut karena terkait dengan pemegang kekuasaan.
"Kami disumpah untuk menjaga kehidupan, bukan menghentikan kehidupan. Bahkan kami menjaga kehidupan sebelum kehidupan itu dimulai," ucapnya.
Yudi berharap, pemerintah dan masyarakat bisa melihat bentuk pengabdian seorang dokter selama ini. Kualitas di suatu Rumah Sakit, kata Yudi, bukan hanya tanggung jawab dokter karena dokter hanya diberi sedikit peran untuk menentukan kualitas pelayanan.
"Mengapa hanya kami (dokter) yang disalahkan, padahal kami juga dirugikan," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.