Hal itu dikatakan Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Sri Sumarti, Selasa (23/7/2013), ketika menanggapi keputusan warga untuk mengungsi.
"Dari kejadian embusan kemarin, menunjukkan bahwa warga telah memilki kesadaran dalam pengurangan risiko bencana," terang Sri Sumarti, Selasa.
Peningkatan kesadaran, menurut Sri Sumarti, terlihat dengan warga yang tinggal di lereng Merapi sudah mampu bertindak cepat dan mengungsi secara mandiri. Ini menunjukkan bahwa sosialisasi dan pelatihan pengurangan risiko bencana yang dilakukan berhasil, kata Sri.
"Begitu mendengar suara gemuruh yang kemudian diikuti hujan abu, warga segera kumpul di titik evakuasi dan langsung mengungsi mandiri," ujar dia.
Ia mengungkapkan, sosialisasi kebencanaan akan terus dilakukan karena erupsi Merapi merupakan fenomena alam yang tidak bisa diduga pasti. Mitigasi bencana, lanjutnya, merupakan salah satu usaha dalam mengurangi risiko.
"Kondisi ini berbeda dengan kejadian erupsi Gunung Merapi 2010 di mana warga masih cukup sulit untuk diajak mengungsi ketika aktivitas menunjukkan peningkatan signifikan," lanjutnya.
Sementara itu, Komandan Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman Pristiawan mengatakan, saat hujan abu warga sudah memiliki kesadaran tinggi dengan mengungsi secara mandiri.
"Pelatihan mitigasi bencana Gunung Merapi kepada warga cukup bisa dikatakan berhasil," pungkas Sri Sumarti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.