Akibat aksi mogok para supir angkot itu, puluhan penumpang yang menuju ke terminal Puuwatu Kendari, telantar. Aksi itu dilakukan sopir, sebab belum adanya SK tarif baru tentang tarif angkutan yang dikeluarkan pemerintah setempat.
Suwardi, salah seorang sopir angkutan kota rute Mandonga Puuwatu Kendari mengaku terpaksa melakukan aksi mogok, karena hingga kini pemerintah kota belum menetapkan tarif baru angkutan.
“Kami melakukan pemogokan karena pemerintah belum memberikan kepastian tarif angkutan, kami kasih naik, penumpang protes, kenapa dikasi naik, belum ada SK dari pemerintah, sehingga kami mogok,” ujar Suwardi di temui di terminal Puwatu, Kendari.
Ia melanjutkan, sejak sejak pagi hari sudah beroperasi dengan tarif Rp 4000 untuk umum dan Rp 3000 untuk mahasiswa/pelajar, namun para menumpang protes. Tarif itu baru itu diberlakukanya secara sepihak, karena adanya informasi dari media lokal, bahwa tarif telah di bahas jelang pengumuman kenaikan tarif angkutan.
“Harapan kami para sopir tarifnya Rp 4000 untuk umum dan Rp 3000 untuk mahasiswa/pelajar. Sudah dibahas tetapi SK itu, belum diberikan kepada para sopir sehingga masyarakat masih dalam protes dengan tarif yang kami terapkan,” kata Suwardi.
Sebelumnya tarif angkutan kota di seluruh rute dalam kota Kendari Rp 2.500 untuk umum dan Rp 1.500 untuk mahasiswa/pelajar. Setelah kenaikan harga BBM, sopir angkot menerapkan tarif menjadi Rp 4000 dan Rp 3000. Hal ini menuai protes dari masyarakat pengguna jasa angkutan kota.
Sejauh ini, belum ada tindakan dari pemerintah setempat. Sementara penumpang yang baru tiba dari wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan beberapa kabupaten di Sulawesi Tenggara, di terminal Puwatu, Kendari terpaksa menggunakan jasa ojek untuk mencapai tujuan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.