Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terganggu, Seorang Ibu Terobos Paksa Peternakan Babi

Kompas.com - 22/06/2013, 16:35 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis

MANADO, KOMPAS.com - Kesal dengan ulah pemilik peternakan babi yang membiarkan kandang babinya tetap beroperasi di tengah permukiman, seorang ibu, Netty Putong di Desa Sinisir, Lingkungan V, Kecamatan Modoinding, Kabupaten Minahasa Selatan nekat menerobos kandang tersebut, Jumat (21/6/2013) kemarin.

Perbuatan nekad yang dilakukan Netty tersebut dikarenakan pemilik peternakan, Meyti Himpong serta suaminya Joppy Sewow masih terus mengoperasikan kandang mereka di permukiman warga. Padahal, peternakan babi tersebut tidak mengantongi izin resmi.

"Sudah delapan tahun kami warga di sekitar sini hidup dengan bau tidak sedap dari kotoran babi yang ada di situ," keluh seorang warga Billy Kindangen dengan kesal.

Pemilik kandang yang keseharian sebagai seorang dokter dan Kepala Rumah Sakit Canthia Tompaso Baru serta istrinya yang adalah seorang dosen di Unsrat, dianggap warga melecehkan pemerintah setempat.

Pasalnya, Kepala Kecamatan Modoinding, Hanstje Monintja telah tiga kali melayangkan surat peringatan untuk segera memindahkan kandang babi tersebut. Namun peringatan dan perintah Camat tetap tidak diindahkan oleh pemilik kandang.

Warga menduga pemilik kandang mempunyai penyokong yang kuat di Kabupaten. Buktinya, ketika Netty menerobos masuk ke kandang tersebut, terlihat seorang petugas polisi berpakaian preman menghalanginya dan menarik paksa Netty.

Saking kesalnya, Netty bahkan pingsan dan membuat warga lainnya, Billy Kindangen mengamuk. Merasa tindakan mereka untuk meminta pemindahan kandang babi tersebut tidak digubris, warga mengancam akan membongkar paksa.

"Ada tiga alasan kenapa kandang tersebut harus dipindahkan. Dari segi perizinan, mereka tidak ada izin, dari segi aturan, tidak ada aturan yang mengatur pendirian kandang di tengah permukiman warga dan dari segi kesehatan, ini merupakan teror kesehatan," ujar Verly Tieulung, warga yang juga merasa sangat terganggu.

Sementara itu, pemilik kandang mengelak kalau kandang mereka dikatakan sebagai peternakan. Menurutnya babi-babi yang ada dalam kandang tersebut hanya untuk konsumsi sendiri. "Saya punya niat untuk memindahkan kandang babi. Tapi saya minta waktu. Di sini sudah tidak ada pembiakan lagi. Saat ini babi milik kami tinggal 20 ekor. Bisa dicek sendiri tidak seperti yang di tuduhkan warga bahwa babi saya ada banyak," ujar Meyti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com