MAGELANG, KOMPAS.com - Wali Kota Surakarta ke-11, Soemari Wongso Pawiro ternyata dikebumikan di sebuah kampung di Kota Magelang, Jawa Tengah.
Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta butuh setidaknya 3 tahun untuk menemukan pusaranya.
Soemari memimpin Solo periode 1975-1980. Ia tercatat lahir di Magelang, 5 November 1928 dan wafat di Solo, 20 September 2008.
Baca juga: Update Daftar Cawali-Cawawali Solo dari PDI-P, Siapa Saja Mereka?
Anak kedua Soemari, Sumaryadi (72) menuturkan, bapaknya tumbuh di Kampung Trunan, Kota Magelang.
Tempat ini pula yang menjadi peristirahatan terakhirnya, di tengah kampung yang menjadi sentra produksi tahu.
Sumaryadi bercerita, Soemari pernah bertugas di kemiliteran di Karanganyar, Purwakarta, dan Surakarta.
Baca juga: PDI-P Tutup Pintu Bobby di Pilkada Sumut 2024, Gibran: Tenang Aja
Baca juga: Nikmati Perjalanan Wisata Keliling Solo Pakai Helikopter, Bayar Rp 2,5 Juta Terbang 13 Menit
Usai menjabat wali kota, ia menjadi anggota DPRD Surakarta dari Partai Golkar pertengahan 1980-an.
“Bapak juga masuk dalam Yayasan Perguruan Tinggi Slamet Riyadi sampai almarhum (meninggal),” ujarnya, Kamis (13/6/2024).
Hari ini, Wakil Wali Kota Surakarta, Teguh Prakosa berikut rombongan menziarahi makam Soemari. Kegiatan ini rangkaian peringatan HUT ke-78 Pemkot Surakarta.
“Kami sudah bertahun-tahun (mencari makam Soemari), barengan dengan (pencarian makam) Pak Hartomo. Tapi, ternyata baru ketemu bulan kemarin,” ucapnya.
Baca juga: Menghargai Pahlawan Kesehatan, Melindungi Pahlawan Devisa
Nama terakhir yang Teguh maksud adalah H. R. Hartomo, Wali Kota Surakarta ke-13 (1985-1995) yang dikebumikan di Temanggung.
Teguh menyebutkan, pencarian makam sudah dilakukan sejak dirinya menjabat wakil wali kota tahun 2021. Pusara Hartomo ditemukan pada 2022.
“Makam Pak Mari harus ada penandanya. Dibuatkan tulisan, ‘Wali Kota Surakarta ke-11’. Supaya orang-orang mengetahui,” cetusnya.
Baca juga: Melihat Pertempuran Surabaya, Cikal Bakal Peringatan Hari Pahlawan
Sumaryadi mengatakan, bapaknya sebenarnya berhak dimakamkan di taman makam pahlawan (TMP). Bahkan, pihak militer di Solo sempat menawarkan untuk menggelar upacara pemakaman.
Namun, dia bilang, Soemari berwasiat ingin disemayamkan di tanah kelahirannya di kaki Gunung Tidar.
“Dua hari sebelum meninggal, (Soemari berkata), ‘Besok aku balik Magelang. Kembalikan jadi rakyat'. Nggak mau dimakamkan di taman makam pahlawan, terlalu protokoler,” ungkap warga Pati itu.
Di Kampung Trunan, Soemari bersanding dengan makam istri Kasmini (1932-2015) dan anak pertamanya Sri Rahayu (1949-2011).
Soemari memiliki tujuh anak. Sebelum ke pembaringan terakhir, dia tinggal di kawasan Jalan dr Radjiman Surakarta.
Baca juga: Kisah Komarudin alias Yang Chil Seong, Pahlawan Garut Asal Korea yang Maju Lawan Penjajah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.