DEMAK, KOMPAS.com - Maryam (73) masih ingat betul rumah dan segala kenangan masa mudanya bersama mendiang suami di Dukuh Mondoliko, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng).
Bagi Maryam, ribuan kenangan itu masih terekam jelas dalam ingatan meski sukar diungkapkan.
Di Mondoliko, ia dulu hidup normal sebagai nelayan bersama suaminya dan anak-anaknya meski harus rutin meninggikan rumah, dari urugan tanah hingga membuat papan kayu.
Baca juga: Banjir Rob, Solusi Rumah Apung Demak, dan Tantangannya...
Masa-masa itu dilewatinya bertahun-tahun, bahkan tembok rumahnya sempat tiba-tiba jebol diterjang ombak saat ia tertidur pulas.
"Sama Mbah Kakung itu dulu pernah kasur kok pindah-pindah, suruh bangun melihat ternyata kena air itu, masuk," ujar Maryam kepada Kompas.com sembari terkekeh mengenang suaminya, Jumat (7/6/2024).
Terhitung 1,5 tahun terakhir ini Maryam tinggal di Desa Dombo, Kecamatan Sayung mengikuti sang anak. Tempat relokasi korban banjir rob Dukuh Mondoliko atau disebut Dombo 1.
Baca juga: Pantura Sayung Demak Terancam Tenggelam jika Banjir Rob Tidak Segera Tertangani
Baca juga: Soal Korban Banjir Rob Demak, Bupati: Kita Bantu untuk Relokasi
Maryam tidak tahu bagaimana kondisi rumahnya di Dukuh Mondoliko saat ini, namun terakhir yang ia ingat tembok hancur dan menyisakan 4 tiang diterjang banjir rob.
"Dulu masih, tapi itu kena ombak geladak sudah terbawa arus. Papan hanyut tinggal empat tiang, tidak ada harapan sana," katanya lagi.
Sementara itu, istri dari RT setempat, Istiqomah (37) menerangkan, setidaknya terdapat 29 KK dari Dukuh Mondoliko yang tinggal di Dombo 1.
Rumah yang ditempati merupakan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Demak senilai Rp 50 juta per unit.
Baca juga: Banjir Rob, Solusi Rumah Apung Demak, dan Tantangannya...
Menurutnya, banjir rob parah terjadi sejak 2015. Meskipun warga sudah mencoba bertahan, namun saat air laut pasang atau cuaca buruk masyarakat mulai kelimpungan.
Dari tahun ke tahun, perlahan warga mulai meninggalkan kampung halaman dan beberapa terpaksa menyewa rumah mencari tempat aman.
"Kalau datang rob itu kaya tsunami persis, tembok langsung jebol semua. Takutlah sampai ngontrak-ngontrak dilakukan," katanya.
Baca juga: Update Banjir Demak: 4 Kecamatan Masih Terdampak, 1.491 Orang Mengungsi