Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Mondoliko Demak, Rumah Hancur Diterjang Banjir Rob, Kini Terpaksa Relokasi

Kompas.com - 07/06/2024, 13:01 WIB
Nur Zaidi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

DEMAK, KOMPAS.com - Maryam (73) masih ingat betul rumah dan segala kenangan masa mudanya bersama mendiang suami di Dukuh Mondoliko, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng).

Bagi Maryam, ribuan kenangan itu masih terekam jelas dalam ingatan meski sukar diungkapkan.

Di Mondoliko, ia dulu hidup normal sebagai nelayan bersama suaminya dan anak-anaknya meski harus rutin meninggikan rumah, dari urugan tanah hingga membuat papan kayu.

Baca juga: Banjir Rob, Solusi Rumah Apung Demak, dan Tantangannya...

Masa-masa itu dilewatinya bertahun-tahun, bahkan tembok rumahnya sempat tiba-tiba jebol diterjang ombak saat ia tertidur pulas.

"Sama Mbah Kakung itu dulu pernah kasur kok pindah-pindah, suruh bangun melihat ternyata kena air itu, masuk," ujar Maryam kepada Kompas.com sembari terkekeh mengenang suaminya, Jumat (7/6/2024).

Terhitung 1,5 tahun terakhir ini Maryam tinggal di Desa Dombo, Kecamatan Sayung mengikuti sang anak. Tempat relokasi korban banjir rob Dukuh Mondoliko atau disebut Dombo 1.

Baca juga: Pantura Sayung Demak Terancam Tenggelam jika Banjir Rob Tidak Segera Tertangani


Baca juga: Soal Korban Banjir Rob Demak, Bupati: Kita Bantu untuk Relokasi

Warga desa mulai "menghilang"

Kondisi rumah warga di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Sabtu (27/2/2021). (KOMPAS.COM/NUR ZAIDI)KOMPAS.COM/NUR ZAIDI Kondisi rumah warga di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Sabtu (27/2/2021). (KOMPAS.COM/NUR ZAIDI)

Maryam tidak tahu bagaimana kondisi rumahnya di Dukuh Mondoliko saat ini, namun terakhir yang ia ingat tembok hancur dan menyisakan 4 tiang diterjang banjir rob.

"Dulu masih, tapi itu kena ombak geladak sudah terbawa arus. Papan hanyut tinggal empat tiang, tidak ada harapan sana," katanya lagi.

Sementara itu, istri dari RT setempat, Istiqomah (37) menerangkan, setidaknya terdapat 29 KK dari Dukuh Mondoliko yang tinggal di Dombo 1.

Rumah yang ditempati merupakan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Demak senilai Rp 50 juta per unit.

Baca juga: Banjir Rob, Solusi Rumah Apung Demak, dan Tantangannya...

Menurutnya, banjir rob parah terjadi sejak 2015. Meskipun warga sudah mencoba bertahan, namun saat air laut pasang atau cuaca buruk masyarakat mulai kelimpungan.

Dari tahun ke tahun, perlahan warga mulai meninggalkan kampung halaman dan beberapa terpaksa menyewa rumah mencari tempat aman.

"Kalau datang rob itu kaya tsunami persis, tembok langsung jebol semua. Takutlah sampai ngontrak-ngontrak dilakukan," katanya.

Baca juga: Update Banjir Demak: 4 Kecamatan Masih Terdampak, 1.491 Orang Mengungsi

Bekerja sebagai kuli bangunan

Warga Dukuh Mondoliko nampak beraktivitas di kompleks rumah baru mereka di Desa Dombo, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jumat (7/6/2024). (KOMPAS.COM/NUR ZAIDI).KOMPAS.COM/NUR ZAIDI Warga Dukuh Mondoliko nampak beraktivitas di kompleks rumah baru mereka di Desa Dombo, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jumat (7/6/2024). (KOMPAS.COM/NUR ZAIDI).

 

Halaman:


Terkini Lainnya

Pemprov Sumbar Salurkan 83 Hewan Kurban di 15 Titik Bencana

Pemprov Sumbar Salurkan 83 Hewan Kurban di 15 Titik Bencana

Regional
Sosok Danis Murib, Prajurit TNI yang 2 Bulan Tinggalkan Tugas lalu Gabung KKB

Sosok Danis Murib, Prajurit TNI yang 2 Bulan Tinggalkan Tugas lalu Gabung KKB

Regional
Bocah 13 Tahun Dicabuli Ayah Tiri hingga Hamil, Ibu Korban Tahu Perbuatan Pelaku

Bocah 13 Tahun Dicabuli Ayah Tiri hingga Hamil, Ibu Korban Tahu Perbuatan Pelaku

Regional
Takut Dimarahi, Seorang Pelajar Minta Tolong Damkar Ambilkan Rapor

Takut Dimarahi, Seorang Pelajar Minta Tolong Damkar Ambilkan Rapor

Regional
Cerita Tatik, Dua Dekade Jualan Gerabah Saat Grebeg Besar Demak

Cerita Tatik, Dua Dekade Jualan Gerabah Saat Grebeg Besar Demak

Regional
BNPB Pasang EWS dengan CCTV di Sungai Berhulu dari Gunung Marapi

BNPB Pasang EWS dengan CCTV di Sungai Berhulu dari Gunung Marapi

Regional
PPDB SMA/SMK Dibuka Malam Ini, Pj Gubernur Banten Ultimatum Tak Ada Titip Menitip Siswa

PPDB SMA/SMK Dibuka Malam Ini, Pj Gubernur Banten Ultimatum Tak Ada Titip Menitip Siswa

Regional
Kasus Ayah Bunuh Anak di Serang, Warga Lihat Pelaku Kabur Bawa Golok dengan Bercak Darah

Kasus Ayah Bunuh Anak di Serang, Warga Lihat Pelaku Kabur Bawa Golok dengan Bercak Darah

Regional
4 Orang Tewas Ditabrak Mobil Elf di Aceh Timur, Ini Kronologinya

4 Orang Tewas Ditabrak Mobil Elf di Aceh Timur, Ini Kronologinya

Regional
Pilkada Salatiga Rawan Politik Uang, Gerindra Sebut Elektabilitas Tinggi Tak Jaminan Terpilih

Pilkada Salatiga Rawan Politik Uang, Gerindra Sebut Elektabilitas Tinggi Tak Jaminan Terpilih

Regional
Sebelum Bunuh Anaknya, Pria di Serang Banten Sempat Minta Dibunuh

Sebelum Bunuh Anaknya, Pria di Serang Banten Sempat Minta Dibunuh

Regional
Berantas Judi Online, Ponsel Aparat di Polres Bengkulu Utara Diperiksa

Berantas Judi Online, Ponsel Aparat di Polres Bengkulu Utara Diperiksa

Regional
KAI Tanjungkarang Tutup Perlintasan Sebidang Liar di Martapura

KAI Tanjungkarang Tutup Perlintasan Sebidang Liar di Martapura

Regional
Ayah di Serang Bunuh Balitanya yang Tidur Pulas, Ada Sang Ibu dan Kakak di TKP

Ayah di Serang Bunuh Balitanya yang Tidur Pulas, Ada Sang Ibu dan Kakak di TKP

Regional
Butuh Uang untuk Judi Online, Remaja 14 Tahun Curi Sepeda Motor

Butuh Uang untuk Judi Online, Remaja 14 Tahun Curi Sepeda Motor

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com