Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Kerusuhan Bener Bersatu Cup, Bupati Semarang: Izin Tarkam Akan Diperketat

Kompas.com - 04/06/2024, 09:09 WIB
Dian Ade Permana,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Kerusuhan yang terjadi pada final turnamen sepak bola Bener Bersatu Cup 2024 yang memperebutkan Piala Bupati Semarang, Minggu (2/6/2024) berimbas pada kegiatan lainnya di Kabupaten Semarang.

Bupati Semarang Ngesti Nugraha menyatakan izin pertandingan sepak bola, terutama turnamen tarkam, akan diperketat.

"Kami komunikasi dengan Kapolres dan Dandim, kejadian keributan kemarin menjadi perhatian bersama. Karena itu, izin-izin turnamen serupa akan diperketat," jelasnya, Selasa (4/6/2024).

"Sehingga kalau memang tingkat kerawanannya tinggi, maka tidak akan ada izin. Apalagi saat ini sudah tahun-tahun politik, kami semua ingin suasana yang adem dan kondusif," sambungnya.

Baca juga: 2 Wasit Terluka Saat Memimpin Tarkam di Semarang, Pelaku Diduga Pemain Profesional Liga 1


Baca juga: Warga Wadas Anggap Mekanisme Konsinyasi Cacat Hukum

Kasus pemukulan terhadap wasit

Ngesti mengungkapkan, saat pertandingan final yang mempertandingkan Putra Bakti Patemon melawan Ar Rafi Ampel, dirinya datang langsung ke Lapangan Pule Desa Bener Kecamatan Tengaran.

"Betul ada keributan, dua kali itu keributan. Saya juga ikut turun untuk menenangkan keadaan dan melerai, akhirnya diputuskan pertandingan dihentikan, itu kesepakatan semua," kata dia.

Mengenai adanya langkah hukum terkait pemain dan penonton yang melakukan pemukulan terhadap wasit, Ngesti enggan berkomentar banyak.

"Soal itu, kita lihat dulu perkembangannya," kata dia.

Baca juga: Ngesti Kembalikan Formulir Pilkada Kabupaten Semarang di Gerindra, Sinyal Koalisi dengan PDI-P Menguat

Sebelumnya diberitakan, kericuhan terjadi dalam final sepak bola Bener Bersatu Cup yang digelar di Lapangan Pule Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang pada Mingu (2/6/2024).

Pemain dan penonton yang tak puas dengan kepemimpinan wasit, mengejar dan mengeroyok wasit hingga mengalami luka.

Final tersebut mempertemukan Putra Bakti Patemon melawan Ar Rafi Ampel Kabupaten Boyolali.

Baca juga: Sopir Mengantuk, Brio Terjun ke Saluran Irigasi di Kulon Progo

Aparat keamanan dan panitia tak mampu membendung amarah pendukung Putra Bakti Patemon. Hingga kemudian wasit dievakuasi dan dilarikan ke tempat yang aman.

Kejadian tersebut menjadi viral di media sosial karena melibatkan para pemain profesional dari Liga 1 dan Liga 2. Pada kericuhan pertama, wasit Hadi Suroso yang mengalami luka, tidak bersedia melanjutkan untuk memimpin pertandingan.

Dia pun digantikan Ridwan Prayitno. Namun, di akhir pertandingan saat dia meniup peluit untuk karena memberi penalti untuk Ar Rafi, dikeroyok para pemain dan penonton.

Baca juga: Pilkada Salatiga Berpotensi Diikuti Yaris Jilid 3, Kok Bisa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PPDB SMA/SMK Dibuka Malam Ini, Pj Gubernur Banten Ultimatum Tak Ada Titip Menitip Siswa

PPDB SMA/SMK Dibuka Malam Ini, Pj Gubernur Banten Ultimatum Tak Ada Titip Menitip Siswa

Regional
Kasus Ayah Bunuh Anak di Serang, Warga Lihat Pelaku Kabur Bawa Golok dengan Bercak Darah

Kasus Ayah Bunuh Anak di Serang, Warga Lihat Pelaku Kabur Bawa Golok dengan Bercak Darah

Regional
4 Orang Tewas Ditabrak Mobil Elf di Aceh Timur, Ini Kronologinya

4 Orang Tewas Ditabrak Mobil Elf di Aceh Timur, Ini Kronologinya

Regional
Pilkada Salatiga Rawan Politik Uang, Gerindra Sebut Elektabilitas Tinggi Tak Jaminan Terpilih

Pilkada Salatiga Rawan Politik Uang, Gerindra Sebut Elektabilitas Tinggi Tak Jaminan Terpilih

Regional
Sebelum Bunuh Anaknya, Pria di Serang Banten Sempat Minta Dibunuh

Sebelum Bunuh Anaknya, Pria di Serang Banten Sempat Minta Dibunuh

Regional
Berantas Judi Online, Ponsel Aparat di Polres Bengkulu Utara Diperiksa

Berantas Judi Online, Ponsel Aparat di Polres Bengkulu Utara Diperiksa

Regional
KAI Tanjungkarang Tutup Perlintasan Sebidang Liar di Martapura

KAI Tanjungkarang Tutup Perlintasan Sebidang Liar di Martapura

Regional
Ayah di Serang Bunuh Balitanya yang Tidur Pulas, Ada Sang Ibu dan Kakak di TKP

Ayah di Serang Bunuh Balitanya yang Tidur Pulas, Ada Sang Ibu dan Kakak di TKP

Regional
Butuh Uang untuk Judi Online, Remaja 14 Tahun Curi Sepeda Motor

Butuh Uang untuk Judi Online, Remaja 14 Tahun Curi Sepeda Motor

Regional
Mengintip Persiapan Warga Kalibeji Semarang untuk Sambut Jokowi, Lembur Kerja Bakti Selama 4 Hari

Mengintip Persiapan Warga Kalibeji Semarang untuk Sambut Jokowi, Lembur Kerja Bakti Selama 4 Hari

Regional
Santri Tewas Terseret Arus Sungai Saat Bersihkan Alat Potong Hewan

Santri Tewas Terseret Arus Sungai Saat Bersihkan Alat Potong Hewan

Regional
'Long Weekend', Kunjungan Wisatawan di Magelang Naik 5 Kali Lipat

"Long Weekend", Kunjungan Wisatawan di Magelang Naik 5 Kali Lipat

Regional
Soal Pilkada Solo, Gusti Bhre: Masih Fokus Pura Mangkunegaran

Soal Pilkada Solo, Gusti Bhre: Masih Fokus Pura Mangkunegaran

Regional
Ayah yang Bunuh Anaknya di Banten Dikenal Sayang Keluarga

Ayah yang Bunuh Anaknya di Banten Dikenal Sayang Keluarga

Regional
ODGJ di Bima Kejar Polisi dengan Parang

ODGJ di Bima Kejar Polisi dengan Parang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com