BABEL, KOMPAS.com - Kinerja ekspor di Kepulauan Bangka Belitung selama April 2024 turun 37,18 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).
Anjloknya nilai ekspor disebabkan masih tertahannya komoditas utama berupa timah batangan.
"Disebabkan oleh menurunnya volume ekspor timah (yoy) dan baru hanya empat perusahaan yang sudah memiliki persetujuan ekspor," kata Kepala Kanwil Kementerian Keuangan Bangka Belitung Edih Mulyadi dalam laporan realisasi APBN, Senin (3/6/2024).
Baca juga: Pj Gubernur Babel: Pabrik Sawit Milik Tersangka Korupsi Timah Boleh Beroperasi
Edih menuturkan, kinerja ekspor ditopang oleh ekspor nonmigas dengan komoditas utama berbasis sumber daya alam, seperti timah murni batangan, produk turunan CPO, kaolin, ikan, dan lada.
"Ekspor dari regional Bangka Belitung sampai April 2024 sebesar 279,59 juta dollar AS masih turun secara kumulatif -37,18 persen (year on year/yoy) dibandingkan periode sebelumnya," ujar Edih.
Baca juga: PDIP Usung 5 Incumbent Kepala Daerah di Pilkada Bangka Belitung
Secara bulanan, ekspor di regional Bangka Belitung masih turun 5,2 persen pada April 2024.
"Kinerja ekspor di regional Babel April 2024 ke lima negara tujuan utama mayoritas yang didominasi timah secara kumulatif terpantau turun -47.22 persen (yoy)," jelas Edih.
Sektor pertambangan dan penggalian tercatat masih menjadi penyumbang ekspor terbesar dengan komoditas utama timah murni batangan dengan share 55,7 persen.
Selanjutnya industri pengolahan juga tercatat turun dibanding bulan sebelumnya dengan share 41,46 persen dari total ekspor.
Sedangkan perdagangan besar dan eceran yang hanya berkontribusi 2,82 persen dari total ekspor tercatat naik dari bulan sebelumnya.
Di sisi lain, impor pada April 2024 masih turun 32,27 persen (yoy). Hal itu disebabkan belum adanya impor utama Bangka Belitung, yaitu Anthracite dan Graphite Rod. Impor pada April berasal dari importasi kapal sebesar 1,7 juta dollar AS.
Bahkan, dari sisi pendapatan Bea Cukai di Pangkalpinang untuk bea keluar masih tercatat nol sampai April 2024.
Penerimaan utama Bea Cukai Pangkalpinang adalah dari bea masuk, yaitu impor anthracite dan graphite rod yang baru terjadi pada Januari 2024 sebesar Rp 118,35 juta. Sementara pada April 2024 tidak ada penerimaan Bea Cukai Pangkalpinang sama sekali.
Adapun di Bangka Belitung saat ini sedang terjadi pengungkapan kasus korupsi tata niaga pertimahan. Sebanyak lima smelter swasta dan dua pabrik pengolahan sawit dibekukan kejaksaan terkait kasus tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.