LAMPUNG, KOMPAS.com - Tingginya harga komoditas kopi pada panen tahun ini diduga membuat truk pembawa muatan kopi menjadi incaran para bajing loncat.
Salah satunya dialami oleh salah seorang sopir asal Kabupaten Way Kanan bernama Putra (38) pada Sabtu (1/6/2024) lalu.
Putra mengatakan, dia baru sadar satu karung muatannya hilang dengan kondisi terpal penutup bak truk koyak.
"Bawa kopi, Kang. Satu karung ilang," kata Putra dalam percakapan melalui WhatsApp, Senin (3/6/2024) pagi.
Dia menceritakan, peristiwa itu diduga terjadi saat dia melintasi Jalan Ir Sutami, Lampung Selatan menuju gudang kopi di Jalan P Tirtayasa.
Baca juga: Bajing Loncat Beraksi Tengah Hari di Truk Barang Bekas di Medan
Ketika dia berhenti untuk menurunkan muatan, salah seorang buruh di gudang itu mengatakan terpal penutup bak robek dengan ukuran yang besar.
"Pas dicek, satu karung sudah hilang, Kang. Padahal dari Way Kanan sampai ke Lampung Tengah aman-aman aja, kan sempat saya cek pas berhenti makan," kata dia.
Dia menduga, kawanan bajing loncat memang mengincar truk pembawa muatan panen kopi. Menurut dia, harga kopi saat ini sedang tinggi.
Sebab, sejumlah buruh di gudang kopi itu juga sempat mengatakan ada beberapa truk yang muatan kopinya dijarah.
"Harga kopi lagi naik, Kang. Bisa sampai Rp 100.000 per kilogram," kata dia.
Kejadian serupa diceritakan Encek (36) sopir truk asal Way Kanan. Meski truknya tidak mengalami penjarahan, Encek melihat truk pembawa kopi yang muatannya dicuri.
"Pas nurunin muatan di gudang, ada satu truk yang dijarah bajing loncat," kata dia.
Baca juga: Video Aksi Bajing Loncat di Langkat Sumut Viral, 1 Pelaku Ditangkap
Dia menambahkan, Jalan Ir Sutami terkenal banyak aksi bajing loncat. Karena, di jalan itu sering melintas truk menuju area pergudangan yang ada di wilayah tersebut.
"Pokoknya hati-hati-lah, lagi banyak bajing loncat," kata dia.
Terkait kejadian ini, Kepala Bidang Humas Polda Lampung, Komisaris Besar Umi Fadilah mengatakan, polisi masih melakukan pengumpulan bahan keterangan.
"Masih kita dalami adanya pengaduan masyarakat ini," kata Umi.
Namun, Umi menyarankan agar masyarakat bisa membuat laporan jika terjadi tindak pidana ke kantor kepolisian terdekat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.