SEMARANG, KOMPAS.com - Sebanyak 71 kloter jamaah haji dari Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah berangkat ke Tanah Suci Mekkah dari Embarkasi Asrama Haji Donohudan Boyolali, Jumat (31/5/2024).
Sebanyak delapan di antaranya meninggal selama proses ibadah haji berlangsung. Kebanyakan mereka ialah lansia.
"Sudah diberangkatkan 71 kloter, dengan total 25.553 jemaah haji. Sebanyak 8 jemaah wafat," kata Kasubbag Humas PPIH Embarkasi Solo, Gentur Rachma Indriadi melalui sambungan telepon, Jumat (31/5/2024).
Baca juga: 352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?
Dari kedelapan jemaah wafat, dua di antaranya meninggal saat berada di Embarkasi Solo dan telah dipulangkan jasadnya.
Lalu, dua jemaah yang meninggal di Madinah dimakamkan di Baqi, dan empat lainnya yang meninggal di Mekkah dimakamkan di Soraya.
Gentur menjelaskan, rata-rata jemaah lansia yang wafat tergolong risiko tinggi (risti) dan memiliki penyakit komorbid bawaan. Rata-rata mereka berusia mulai 61 hingga 87 tahun.
Baca juga: Gelang Haji Indonesia dari Kemenag, Apa Fungsi dan Fitur di Dalamnya?
Baca juga: Mengenal Gelang Haji yang Dipakai Jemaah Haji Indonesia
Kendati demikian, pemerintah memastikan petugas haji di Arab Saudi akan membadalhajikan atau mewakilkan haji untuk jemaah yang meninggal tersebut.
Lebih lanjut, total sebanyak 100 kloter atau 35.388 jemaah yang akan diberangkatkan dari Embarkasi Solo.
Jemaah asal Jateng sebanyak 32.059 dan asal Yogyakarta 3.329 orang.
Pemberangkatan selama 30 Mei hingga 1 Juni 2024 ialah rombongan jamaah asal Kabupaten Jepara, Pati, dan Rembang.
"Per hari ini, totalnya yang sudah masuk asrama 27.016 jemaah, yang sudah tiba di Tanah Suci 68 kloter, 24.468 jemaah haji. Lainnya sedang dalam perjalanan," imbuhnya.
Baca juga: Calon Jemaah Haji Termuda di Siak Berusia 20 Tahun, Gantikan Ayah yang Meninggal
Terpisah, Kepala Kemenag Jateng, Mustain Ahmad mengakui ada kendala keterlambatan maskapai Garuda Indonesia pada keberangkatan jemaah haji tahun ini.
Bahkan delay disebut hingga 17 jam dari jadwal yang semestinya.
"Kendalanya perubahan jadwal penerbangan Garuda. Kita harus menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang garuda ini sering ada perubahan," kata Mustain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.