KENDAL, KOMPAS.com - Angka stunting di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah pada 2023 naik 4,9 persen dibandingkan pada 2022 menurut hasil survei status gizi Indonesia.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP2PA) Kendal, Albertus Hendri saat acara Diseminasi Audit Kasus Stunting Tahap 1 Kabupaten Kendal Tahun 2024 di Gedung Abdi Praja Kendal, Selasa (21/5/2024).
Berdasarkan survei status gizi Indonesia 2022 di Kabupaten Kendal, prevelensi kasus stunting sebesar 17,5 persen, sedangkan menurut survei 2024 sebesar 22,4 persen.
Baca juga: Apa Penyebab Stunting pada Anak-anak?
Angka tersebut imbuhnya, berbeda dengan hasil data penimbangan langsung di tingkat posyandu di Kabupaten Kendal 2023, yang diprakarsai Dinas Kesehatan Kendal.
“Hasil penimbangan anak berusia di bawah dua tahun, tercatat angka stunting di Kabupaten Kendal hanya 10 persen,” kata Hendri.
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi gronis, infeksi berulang, serta stimulasi psikososial yang tidak memadai, dikutip Kompas.id (9/2/2024).
Gangguan ini terjadi pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), sejak pembentukan janin hingga anak berumur 23 bulan.
Baca juga: Cegah Stunting dengan Konsumsi Telur...
Baca juga: Apa Penyebab Stunting pada Anak-anak?
Hendri mengatakan, berdasarkan hasil audit kasus stunting di Kabupaten Kendal 2024, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kendal telah mentukan lokasi kasus (lokus) audit kasus stunting di 10 desa di 6 kecamatan.
Penentuan tersebut dilakukan karena pihak desa tidak bisa menangani sendiri, sehingga harus melibatkan TPPS Kabupaten.
"Lokus tersebut menjadi perhatian khusus dalam penanganan kasus stunting,” tambah Hendri.
Baca juga: Benarkah Orang Pendek Sudah Pasti Stunting?
Sementara itu, Wakil Bupati Kendal, Windu Suko Basuki mengatakan, penanganan stunting bisa berhasil, jika semua pihak, baik puskesmas, kecamatan, desa dan petugas posyandu benar-benar bekerja keras dalam menjalankan tugasnya.
Program-program penanganan stunting yang telah dibuat harus dilaksanakan dengan baik.
Basuki, yang juga menjabat Ketua TPPS Kabupaten Kendal meminta kepada seluruh camat agar rutin turun ke desa-desa untuk mengecek kondisi secara langsung.
Demikian pula kepada kepala desa agar lebih sering mengecek ke wilayah RT atau Posyandu. Sebab masih banyak warga yang belum mengerti tentang stunting.
“Camat dan kepala desa harus aktif turun langsung ke warga," kata Basuki.
Baca juga: Awas Stunting! Kenali Ciri-ciri dan Cara Mengukurnya pada Anak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.